Iwan Fals Teringat Menggelandang di Nias

Iwan Fals Teringat Menggelandang di Nias
Iwan Fals Teringat Menggelandang di Nias
MUSISI Iwan Fals tidak akan pernah melupakan pengalaman pada 1995, saat dirinya "terbawa angin" sampai ke Pulau Nias. Penyanyi bernama lengkap Virgiawan Listanto itu menceritakan bahwa dirinya tiba-tiba saja ingin menyeberang ke pulau dengan budaya lokal kuat dan pantai eksotis tersebut. Itu terjadi saat pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961, tersebut menapakkan kaki di Sibolga, Sumut.

Dari Sibolga, kapal laut yang mengangkut Iwan sampai di Nias setelah delapan jam. Saat itu mantan personel Kantata Takwa dan Swami tersebut masih berpenampilan khas seniman. Rambut hitam gondrong dan ikal, kumis lebat, dan badan kurus, tapi berotot. "Istilahnya, waktu itu mbambung (berkelana atau menggelandang)," kenangnya.

Di Nias, Iwan terkejut saat menyaksikan seorang pemuda asik menyanyikan Bento. Bersama Bongkar, popularitas lagu hit tersebut sangat fenomenal saat Iwan bergabung bersama Swami dan meluncurkan album pada 1989. "Wah, berarti di antara mereka ada yang hafal lagu saya pada 1980-an juga, seperti Oemar Bakri," kata ayah Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Bassae, dan Rayya Rambu Rabbani itu.

Meski begitu, perasaan kagum Iwan justru tertuju kepada seorang kakek tua yang mengunyah sirih sambil bersenandung. Tangannya pun memainkan alat musik tradisional dari bamboo. Nada dari alat musik itu mengiringi senandung sendu yang dilantunkan. "Waduh, rasanya nikmat sekali. Buat saya, seperti oase di tengah industri musik saat itu," tutur suami Rosanna (Yos) itu mengenang.

MUSISI Iwan Fals tidak akan pernah melupakan pengalaman pada 1995, saat dirinya "terbawa angin" sampai ke Pulau Nias. Penyanyi bernama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News