Jabodetabek Belum Aman, Sebaiknya Jangan Dahulu Relaksasi PSBB

Jabodetabek Belum Aman, Sebaiknya Jangan Dahulu Relaksasi PSBB
Ilustrasi PSBB. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR Fraksi Partai NasDem Syarief Abdullah Alkadrie meminta pemerintah memikirkan dengan matang rencana relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di masa pandemi Covid-19.

"Relaksasi PSBB itu harus dipikirkan matang. Kalau Jabodetabek belum betul-betul aman (dari Covid-19), sebaiknya jangan dulu relaksasi," kata Syarief, Rabu (6/5).

Wakil Ketua Komisi V DPR menambahkan kalau ukurannya cuma indikasi terjadi penurunan kasus positif corona, maka sebaiknya relaksasi PSBB tidak diberlakukan terlebih dahulu. "Padahal, kalau kami lihat yang positif masih cukup tinggi juga," ungkapnya.

Legislator dari Dapil I Kalimantan Barat itu menambahkan, bila nanti dibuka atau dilakukan relaksasi, ternyata terjadi peningkatan kasus positif ini juga akan membawa citra kurang bagus.

"Kalau dibuka dalam kondisi seperti ini, seolah-olah negara luar melihat kita ini setengah-setengah dalam melaksanakan kebijakan mengatasi corona ini. Saya kira orang juga mikir-mikir mau datang sekarang ini, termasuk untuk berekreasi," tambahnya.

Syarief menegaskan pemerintah harus betul-betul matang dalam menyelesaikan persoalan corona. Dia menyarankan untuk melakukan kebijakan yang ketat, sehingga bisa cepat keluar dari persoalan ini.

Ia mencontohkan negara lain seperti Malaysia, Vietnam, Australia, sangat ketat memberlakukan kebijakan pembatasan sehingga bisa menekan angka kasus positif maupun korban.

"Dengan kebijakan yang ketat, maka cepat juga mereka untuk pulih. Kalau tidak lockdown, makanya kebijakan PSBB harus ketat di dalam pelaksanannya," ungkap sekretaris Fraksi Partai NasDem di MPR ini. (boy/jpnn)

Syarief Abdullah Alkadrie masih belum mengetahui ukuran pemerintah merencanakan relaksasi PSBB.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News