Jadi Mendagri, Gamawan Hanya Bisa Berwacana

Tak Ditunjang Kapasitas, Kemendagri Terdegradasi

Jadi Mendagri, Gamawan Hanya Bisa Berwacana
Jadi Mendagri, Gamawan Hanya Bisa Berwacana
La Ode pun bercerita tentang sosok Gamawan saat masih menjabat Gubernur Sumatera Barat. Diuraikannya, dalam sebuah pertemuan antara pimpinan DPD RI dengan para Gubernur se-Indonesia, Gamawan begitu kencang mengkritisi pemerintah pusat terkait belum terbitnya sejumlah PP yang berhubungan dengan UU tentang Pemerintahan Daerah. "Tapi setelah dia berada di institusi yang salah satu kerja pokoknya menerbitkan PP dimaksud, ternyata sama saja hasilnya. Tidak ada yang baru," ujar La Ode Ida.

Tak hanya itu, La Ode juga menuding Gamawan meniru Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merasa berbagai masalah dan kesulitan masyarakat bisa selesai dengan sendirinya setelah berpidato dengan gaya yang santunnya. "Kalau presiden berpidato santun, maka Mendagri berwacana untuk merespon konflik akibat otonomi daerah. Kalau sudah berwacana, maka dianggap masalah telah selesai, padahal wacananya itu tidak punya payung hukum yang kuat dan memadai," jelasnya.

Meski demikian, La Ode tidak sepenuhnya menuding terdegradasinya Kemendagri karena kesalahan Gamawan semata. Alasannya, karena hal itu akibat ketidakakuratan Presiden dalam memilih pembantunya.

Terakhir, La Ode juga memberi catatan khusus terhadap kegagalan Mendagri dalam membangun komunikasi dengan pemerintahan daerah di Kawasan Timur Indonesia. "Sudah jelas, presidennya rada-rada malas memperhatikan Wilayah Indonesia Timur. Sikap yang sama juga diperankan Mendagri secara lebih vulgar. Mestinya kekurangan itu ditutupi oleh pembantu presiden dengan cara membangun komunikasi dua arah. Tapi itu tidak dilakukan," pungkasnya. (fas/jpnn)


JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Ode Ida menilai posisi Gamawan Fauzi sebagai Menteri Dalam Negeri (Kemdagri) telah mendegradasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News