Jadi Pengubah Permainan, Zilenial Ogah Pilih Capres Cuma Pencitraan Tanpa Gagasan

Jadi Pengubah Permainan, Zilenial Ogah Pilih Capres Cuma Pencitraan Tanpa Gagasan
Warga menggunakan hak pilih di Pemilu 2019. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Exposit Strategic Arif Sutanto menilai kalangan pemilih muda tidak mudah dipengaruhi calon pemimpin bermodal pencitraan di media sosial.

Arif menyebut kalangan muda sebagai game changer atau pengubah permainan lebih menginginkan calon pemimpin bermodal gagasan.

"Kelompok muda ini punya mainstream pemikiran sendiri. Mereka lebih tertarik dengan sosok pemimpin yang mampu bicara mengangkat isu seperti lingkungan hidup dan isu kesetaraan gender," ujarnya dalam diskusi bertema 'Musimnya Capres Cari Pasangan' di Jakarta Selatan, Sabtu (16/9) yang juga direlai Radio Ganjar melalui streaming.

Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan jumlah pemilih Pemilu 2024 didominasi kalangan generasi Z dan milenial.

Jumlah pemilih dari gabungan kelompok yang sering disebut dengan istilah zilennial itu mencapai lebih dari 113 juta.

Angka itu setara dengan 56,45 persen dari total jumlah pemilih Pemilu 2024 yang mencapai 204.807.222 orang.

Pengamat politik dari Palmerah Syndicate Subhan SD yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu menyebut kelompok zilenial memiliki pemikiran sendiri tentang Indonesia pada masa depan.

"Mereka juga punya sebuah gagasan masa depan Indonesia ke depan, bukan sekadar berputar-putar di permukaan mengacu popularitas serta elektabilitas saja," katanya.(jpnn.com)

Kelompok pemilih Pemilu 2024 dari kalangan generazi Z dan milenial atau zillenial memiliki pemikiran sendiri tentang Indonesia pada masa depan.


Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News