Jadi Saksi Penembakan, Pria Australia Ini Dapat Kompensasi Rp 330 Juta

Seorang psikolog mengatakan, Harry menderita gejala fisik ketika menceritakan peristiwa seperti menggeretak giginya, meremas-remas tangan dan bernapas dengan tergesa-gesa.
Ia juga menemukan bahwa sejak penembakan itu, Harry telah menjadi tertutup, mengucilkan diri dan tak lagi bersukacita atau mengalami kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Psikolog merekomendasikan ia menjalani konseling dan terapi.
Harry mengajukan keberatan pembayaran awal dengan alasan hal itu tak memadai "mengingat tingkat keparahan dan durasi cedera psikologis yang dialaminya".
Dalam keputusannya, Hakim Michael Bowden menerima banding Harry seraya mengatakan, ia yakin Harry menderita PTSD karena menyaksikan penembakan itu dan hal tersebut telah mempengaruhi kapasitas kerjanya.
Hakim Michael menaikkan kompensasi bagi Harry menjadi senilai 33.685 dolar (atau setara Rp 336 jutaan) yang termasuk tunjangan untuk kerugian ekonomi dan dan perawatan psikologis lanjutan.
Seorang pria yang mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) karena menyaksikan penembakan fatal di kota Koorda, Australia Barat, telah diberi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM