Jadi Warisan Dunia, Omzet Batik Naik 300 Persen
Selasa, 20 November 2012 – 19:11 WIB
Menurutnyam budaya adalah pilar untuk mensejahterakan. Industri budaya bukan pabrikasi atau replika-replika. Tapi di dalam produksi itu ada perencanaan, riset, planning, dan konservasi serta promosi. "Kita sudah masuk di era industri budaya," cetusnya.
Kendati demikian, pihaknya tidka akan berhenti mengaungkan batik, baik di dalam maupun di luar negeri. Karena batik akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pengrajin batik.
Dia mencontohkan di Imogiri (Yogyakarya), sebagian besar pengrajin batik di sana adalah wanita. Kalau diseriusi membatik akan meningkatkan mata pencarian mereka. Artinya, tradisi-tradisi setempat bisa menghidupi keseharian.
"Kalau akar budaya kuat, maka tidak akan terpengaruh krisis global. Ekspresi budaya sudah diakui dunia sebagai kekuatan, Indonesia global home of batik," kata Wiendu.(fat/jpnn)
JAKARTA - Sejak resmi dijadikan warisan dunia oleh badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO) tahun 2009 lalu, omset batik
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun
- Amartha Perkuat Komitmen Membangun Ekosistem Finansial Inklusif di Asia Tenggara
- Hanasui Lebarkan Sayap ke Negeri Jiran, Konsisten Tawarkan Produk Harga Terjangkau
- Tokyo MoU Annual Report 2023: BKI Berhasil Pertahankan Kategori High Performance RO
- Lewat PGTC 2024, Pertamina Siap Kolaborasi Hadapi Trilema Energi