Jago Fisika yang Punya Cita-Cita Jadi Manajer

Jago Fisika yang Punya Cita-Cita Jadi Manajer
TEMPAT BENCANA: Rumpun bambu roboh di sekitar Surabaya Plaza. Insert, Ika (kanan) bersama salah seorang kawannya. Foto: Jawa Pos Dok

”Dia bilang sendiri ke saya. ’Yah, aku pingin jadi manajer aja. Aku mau kuliah di akuntansi Unair. Dukung ya, Yah!’,” ceritanya mengulangi perkataan putrinya.

Sebelum pergi untuk selama-lamanya, Ika mengirimkan SMS kepada tetangga-tetangganya. Dia menulis permintaan maaf kepada teman-temannya di remaja masjid kalau punya salah.

"Temannya itu juga bingung wong anak nggak punya salah kok minta maaf. Mungkin sudah pertanda, ya. Saya ikhlas,” ucapnya dengan tegar.

Sementara itu, di sekolahnya sosok cewek chubby tersebut memang dikenal ramah. Bahkan, kepada sekuriti sekolah pun, dia tergolong supel dan sering menebar senyum.

”Anaknya gak pilih-pilih kalau bergaul. Wong sama satpam dan petugas kebersihan aja dia sering guyon,” ucap Supriyadi, petugas keamanan SMAN 6.

Sekolah tepat di samping Grahadi itu dikenal sebagai sekolah yang menerapkan kelas kategori. Jadi, semakin murid berprestasi (ranking kelas, Red) baik, mereka punya peluang berada di kategori satu. Almarhumah sejak kelas X selalu berada di kategori satu dan dua. Dia tidak pernah turun dari kategori dua.

Wali kelas Ika, M. Wafir, bercerita tentang anak didiknya tersebut. Selama ini dia dikenal suka meminta pendapatnya untuk bahan evaluasi diri. Ika tidak segan untuk bertanya kekurangannya selama belajar di ruang kelas.

”Dia selalu tertawa kalau ketemu guru. Tergolong murid yang aktif. Selalu cari tahu kelemahannya kalau nilainya tidak memuaskan. Dia punya motivasi untuk terus maju,” terang guru yang mengajar pendidikan agama Islam tersebut.

AWAN duka masih menyelimuti rumah pasangan M. Saiful, 42; dan Endang Biastuti, 37; di Kalijudan Gang VII C/30. Mereka berusaha tegar setelah kehilangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News