Jangan Anggap Remeh Nyeri Kepala, Ini Penjelasan dr Riezky

Jangan Anggap Remeh Nyeri Kepala, Ini Penjelasan dr Riezky
Ilustrasi sakit kepala. Foto: Ricardo/JPNN.com

Adapun untuk nyeri kepala cluster biasanya merasakan nyeri pada satu sisi kepala, umumnya di sekitar mata.

Nyeri yang dirasakan terus menerus semakin berat hingga membuat pasien gelisah, durasi nyeri yang dirasakan sekitar 30 menit sampai 3 jam. 

"Gejala yang dialami adalah mata merah, hidung berair, berkeringat, kelopak mata bengkak," lanjutnya. 

Kondisi ini bisa dilakukan pemeriksaan penunjang misalnya melalui laboratorium seperti darah putih, elektrolit, glukosa darah, profil lipid dan lainnya. Pemeriksaan CT scan atau MRI kepala juga dapat dilakukan bila ada indikasi. 

Menurut Dokter Riezky, tata laksana nyeri kepala dapat dibedakan menjadi terapi abortif, terapi preventif, dan terapi non obat. 

Terapi abortif bertujuan untuk mengobati episode nyeri kepala yang sedang dialami menggunakan obat-obatan jenis analgesik atau antimuntah. Selanjutnya, terapi preventif dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi, berat, dan lama serangan nyeri kepala. 

"Terapi preventif diharapkan dapat meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan sehingga pada akhirnya dapat mengurangi biaya pengobatan," ujarnya.

Terapi non-obat yang dapat dilakukan pasien nyeri kepala yaitu menghindari dan/atau mengelola faktor pencetus nyeri kepala (misalnya perubahan pola tidur, makanan, stress, rutinitas, cuaca, lingkungan tempat tinggal).

Nyeri kepala jangan dianggap enteng, kalau sakit kepala tanpa gejala khusus bisa diredam dengan Paracetamol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News