'Jangan Berharap Bertemu Badak di Ujung Kulon'

'Jangan Berharap Bertemu Badak di Ujung Kulon'
MENIKMATI HIJAU: Bergaya di Pulau Handeleum. (Septinda Ayu Pramitasari/Jawa Pos)

Setelah terombang-ambing kurang lebih lima jam di tengah laut, akhirnya kami sampai di Pulau Handeleum. Dari dermaga, pulau tersebut sangat gelap. Tidak ada lampu sama sekali. Petugas yang menjemput kami membawakan lampu senter. Kami berjalan ke dalam hutan yang sepi. Setelah 10 menit berjalan ke dalam hutan, di sana akhirnya kami sampai di penginapan Pulau Handeleum.

Kami menginap di rumah petugas Taman Nasional Ujung Kulon. Bentuknya bivak. Satu kamar diisi 10 orang. Harganya hanya Rp 25 ribu per orang. Yang paling seru di tempat kami menginap adalah bisa bermain dengan rusa.

Bahkan, saat bangun tidur, rusa-rusa itu sudah berada di depan bivak. Teman-teman yang tidur di tenda depan bivak pun terpaksa harus bangun karena rusa tersebut. Saya dan teman-teman berkesempatan memberi makan rusa dengan roti tawar.

Pagi di Pulau Handeleum membuat perasaan ketakutan di tengah laut sirna. Sebab, kami akan bermain canoeing di Pulau Cigenter. Jaraknya dekat dengan Handeleum. Kurang lebih satu jam. Di sana sudah tersedia perahu tradisional. Biaya sewanya hanya Rp 50 ribu per orang. Kami menyusuri Sungai Cigenter dengan mengayuh dayung perlahan-lahan. Selama canoeing, pemandangan hutan bakau di kanan dan kiri sungguh indah.

Kurang lebih satu jam canoeing. Konon, Sungai Cigenter merupakan habitat buaya muara dan ular. Saya juga sempat melihat ular di atas pohon. Rasanya ngeri-ngeri sedap. Hehee. Tapi, di sana saya tidak beruntung karena tidak bisa melihat badak. Hanya jejak kaki berukuran jumbo yang saya lihat. Hmm, tapi saya cukup puas. (*/c11/c6/dos)

 

PERJALANAN ke Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, adalah pertemuan kedua kami, para pencinta traveling, yang bersua dalam forum Backpacker


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News