'Jangan Berharap Bertemu Badak di Ujung Kulon'

'Jangan Berharap Bertemu Badak di Ujung Kulon'
MENIKMATI HIJAU: Bergaya di Pulau Handeleum. (Septinda Ayu Pramitasari/Jawa Pos)

Apakah saya bisa bertemu badak bercula satu? Hudan memberikan pernyataan yang membuat saya hopeless. ”Jangan berharap bertemu badak di Ujung Kulon. Badak salah satu hewan langka. Wisatawan yang ke Ujung Kulon pasti kecewa gara-gara tidak bisa bertemu badak,” terangnya.

Menurut Hudan, badak di Ujung Kulon saat ini tinggal sekitar 35 ekor. Itu pun berada di pulau khusus. Jaraknya sangat jauh. Sangat jarang wisatawan yang menuju ke tempat penangkaran badak, kecuali para peneliti. Sebab, untuk melihat badak, setidaknya harus menginap di rumah pohon selama berminggu-minggu.

”Tapi, di Pulau Cigenter ada satu badak saja. Kalau beruntung, bisa lihat langsung,” ujar Hudan melegakan saya beserta rombongan.

Lima Jam Terombang-ambing di Laut

DARI Padang Savana Cidaon menuju Pulau Handeleum, tempat saya menginap, sangat jauh. Kurang lebih tiga jam. Akhirnya, saya dan rombongan memutuskan tidak melanjutkan tracking di padang penggembalaan Cidaon. Sebab, saat itu sudah pukul 15.30. Saya sebenarnya kurang puas. Tapi, waktu memang terlalu mepet untuk bisa menjelajahi seluruh Taman Nasional Ujung Kulon.

Di atas kapal, kami menikmati sore dengan indahnya. Matahari lambat laun tenggelam. Sudah lama saya tidak melihat indahnya sore dengan semburat matahari yang menenangkan hati. Saya melihat teman-teman mulai lelah. Ada yang tertidur, ada yang ingin mengabadikan momen sunset di tengah laut.

Sedang asyik-asyiknya menikmati sunset, kapal kami berhenti. Ada salah satu bagian mesin yang ternyata rusak dan perlu diperbaiki. Saya dan teman-teman panik. Sebab, posisi kapal benar-benar di tengah laut. Sekitar satu jam kapal bisa berjalan lagi. Namun, hari semakin malam. Situasi itu membuat saya panik tidak keruan.

Entah, kapal kami menuju arah mana. Yang jelas, saya merasa kapal kami hanya berputar-putar, tapi tidak sampai ke tujuan. Berada di tengah laut pada malam hari tentu sangat menakutkan. Apalagi, kapal yang kami tumpangi bukan kapal besar. Ombak pun semakin tinggi. Tak ayal, saya terciprat air laut beberapa kali. Kapal kami terombang-ambing tidak keruan. Saat itu, mesin kembali mati. Sedangkan, hari semakin malam, kami masih berada di tengah laut. Kami pun pasrah.

PERJALANAN ke Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, adalah pertemuan kedua kami, para pencinta traveling, yang bersua dalam forum Backpacker

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News