Jangan Mudah Mengatasnamakan Petani - Peternak, Membuat Menderita Banyak Orang

Jangan Mudah Mengatasnamakan Petani - Peternak, Membuat Menderita Banyak Orang
Kebun jagung. Foto: Humas Kementan

Diklaim Iklim usaha tidak kondusif, akibat banyaknya kebijakan yang tidak pro peternak kecil.

Sebagai pelaku peternak ayam mandiri, Andi menjelaskan untuk harga Jagung di Cianjur termasuk stabil, karena berada di kisaran Rp 4.200 perkilo bulan ini. Harga tersebut, kata Andi, jauh lebih murah ketimbang harga jagung pada tahun-tahun sebelumnya.

"Apalagi sekarang lagi musim panen raya, pasti harga jagung makin turun. Apalagi yang saya tahu sekarang Bulog terjun langsung menyerap jagung petani kita, sehingga makin tambah lancar aja sektor peternakan. Yang jelas harga jagung aman karena menggunakan produksi dalam negeri," katanya. "Saat ini petani jagung sangat puas dan peternak senang", tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, mengatakan berbagai demo ataupun suara mengaku-ngaku atau mengatasnamakan peternak dan petani menjepang pemilu ini malah semakin mempertegas adanya muatan politik di tengah suasana perhelatan pilpres dan piileg tahun ini.

"Statment statment mereka itu sangat tendensius. Menurut saya, kalau di cari celanya dan kelemahan pemerintah, bisa saja di tahun politik ini dicari-cari yang kurang-kurang terus. Masalahnya kalau mau bicara pertanian itu sangat luas sekali. Nah, saat ini yang perlu diihat adalah nawaitunya apa. Kalau nawaitunya selalu ingin menjatohkan atau menyalahkan itu kan lain lagi," katanya.

Winarno menjelaskan, sektor pertanian biasanya dikenal dengan sektor yang paling luas. Di sana, kata dia, ada yang disebut dengan pengamat, dosen dan pelaku-pelaku lain yang bergelut di bidang pertanian.

"Tapi sebagian pengamat dan dosen sering tidak merasakan apa yang dirasakan langsung peternak dan petani. Justru kalau menurut saya petani yang merasakan apa yang terjadi sesungguhnya. Beberapa Dosen dan pengamat yang lantang bicara itu sifatnya sebaikya hanya kasih masukan langsung ke pemerintah saja, jangan teriak teriak diluar", katanya.

Dikatakan Winarno, sebaiknya semua pihak mampu meredam diri, tanpa membuat gaduh dan menimbulkan tafsiran lain di masyarakat bawah. Kalaupun mau berbicara, kata dia, bicaralah dengan menggunakan data.

Di musim politik ini sejumlah orang mengaku sebagai perwakilan peternak dan petani, dan menggelar berbagai aksi yang justru merugikan kaum tani dan menguntungkan pihak lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News