Jangan Sampai Anak Buruh Migran yang Hebat Diklaim Malaysia

Jangan Sampai Anak Buruh Migran yang Hebat Diklaim Malaysia
Seorang anak Buruh Migran Indonesia menggambar burung Garuda ketika mengikuti lomba di KRI Tawau, Sabtu (5/9). Semua anak BMI harus siap pulang ke Indonesia usai lulus bangku SMP. Foto: Hendra Prhasta/Radar Nunukan/JPNN

jpnn.com - TAWAU - Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Prof Ari Purbayanto menyampaikan ultimatum kepada seluruh anak Buruh Migran Indonesia kembali ke tanah air untuk melanjutkan pendidikan.

Ultimatum ini dikeluarkan ketika dirinya menghadiri kompetisi pendidikan Apresiasi Prestasi dan Seni (APSI) Tingkat Sekolah Dasar (SD) 2015 di Kantor Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau, Sabah Malaysia, Sabtu (5/9).

"Saya katakan kepada anak-anak untuk siap kembali ke Indonesia. Pendidikan di Malaysia tidak lebih baik daripada kita di Indonesia," ucapnya tegas.

Ultimatum melanjutkan pendidikan di tanah air tentu tidak asal sesumbar. Disebutkan Prof Ari, saat ini tengah dibangun asrama bagi anak-anak BMI yang bakal melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Pulau Sebatik dan Nunukan. Rencananya, tahun 2016 mendatang, pembangunan Boarding School bakal segera menyusul.

"Boarding school memprioritaskan anak-anak BMI. Jadi yang sudah lulus SMP, kita pulangkan ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA," ungkapnya.

Tidak hanya fasilitas asrama dan sekolah, KBRI KL dan KRI Tawau turut memfasilitasi dokumen bagi anak-anak BMI yang ingin pulang ke tanah air. Tiap anak dibekali dokumen Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP).

Dokumen ini dapat pula digunakan apabila sewaktu-waktu anak yang bersangkutan ingin kembali ke Malaysia bertemu orangtua mereka. "Anak-anak BMI cukup menyiapkan diri mereka. Semua fasilitas yang disediakan selama sekolah, tidak dipungut biaya," ujar Prof Ari.

Melanjutkan pendidikan di tanah air menjadi penting bagi anak-anak BMI. Dikatakan Prof Ari, dirinya ingin anak-anak BMI lebih mengenal Indonesia dan bersekolah dengan nuansa Indonesia yang sesungguhnya.

TAWAU - Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Prof Ari Purbayanto menyampaikan ultimatum kepada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News