Jebakan Utang
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Tugas utamanya economic hitman, EHM, adalah menjadi operator “corporatocracy”, penggarongan oleh korporat internasonal yang berkoalisi dengan pemerintah dan perbankan Amerika.
Dalam operasi itu selalu dimunculkan niat luhur Amerika untuk mengurangi kemiskinan di negara dunia ketiga yang kaya akan sumber daya alam.
Proposal itu mengajukan proyek besar pengelolaan sumber daya alam yang secara sepintas terlihat menguntungkan tuan rumah.
Perkins dan teman-temannya berperan sebagai agen spionase terselubung.
Mereka membuat forekas ekonomi untuk suatu negara klien korporatokrasi–seperti telah dilakukan di Indonesia dalam proyek elektrifikasi Pulau Jawa sejak 1970-an–serta membantu penerapan skema ekonometrik yang akan mengucurkan dana jutaan dolar.
Perkins memaparkan berbagai operasi besar dengan cara-cara yang amoral untuk menjebak dan menjatuhkan seorang kepala negara.
Beberapa peristiwa dunia yang melibatkan operasi Perkins adalah kejatuhan Syah Iran melalui revolusi Islam 1979, kematian tragis Presiden Panama, Omar Torrijos, dan invasi militer Amerika ke Panama dan Irak.
Karena skala operasinya sangat membutuhkan keahlian tinggi, maka para agen ini benar-benar orang profesional yang bekerja secara sekretif dan mendapatkan bayaran sangat mahal.
Utang yang menjebak itu disebut sebagai utang najis atau odious debt yang selalu menjebak negara-negara miskin. Waspada jebakan utang.
- Pengembangan Infrastruktur Gas Dinilai Bukan Investasi Strategis, Justru Menjerumuskan
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Catatan Hati Perempuan Malam Ini Angkat Kisah Anak Bayar Utang Ayah dengan Pernikahan
- Rapat Bareng Menhan, Legislator Ungkit Utang Triliunan TNI AL
- Amnesty International: Praktik Otoriter dan Pelanggaran HAM Menguat di Indonesia