Jembatan Comal Ambles, Disiapkan Jembatan Darurat

Jembatan Comal Ambles, Disiapkan Jembatan Darurat
Jembatan Comal Ambles, Disiapkan Jembatan Darurat

JAKARTA - Tujuh hari menjelang lebaran jalur pantura masih menyisakan masalah. Ada beberapa infratrsuktur yang belum rampung dibenahi. Seperti Jembatan Comal di daerah Pemalang Jawa Tengah yang kini kondisinya masih mengenaskan. Jembatan itu ambles diterjang banjir bandang lima bulan lalu.
    
Dari data yang dihimpun, dua jembatan itu ambles pada hari Jumat dini hari kemarin (18/7). Tepatnya pada pukul 00.10. Hal itu dikarenakan sekitar dua minggu lalu jembatan Comal diterjang banjir Bandang. Saat itu, bangunan itu ambles sekitar 20 cm.
        
Nah, kini kondisinya lebih parah. Karena terus tergerus air, jembatan yang dibangun pada tahun 2000 itu akhirnya ambles sedalam satu meter. Akibatnya kendaraan tidak bisa melewati salah satu jembatan utama di jalur pantura itu. Dikhawatirkan jiak tidak segera ditangani maka akan menganggu mudik tahun ini.
        
Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Mursito tidak menampik ketika dikonfirmasi terkait amblesnya jembatan tersebut. Saat ini Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU didampingi oleh Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II sedang meninjau lokasi dilanjutkan dengan rapat koordinasi pihak kepolisian untuk membicarakan penanganan lebih lanjut. "Iya memang Ambles," jawabnya.
        
Menurut Djoko rusaknya jembatan itu akibat banjir bulan Februari lalu. Sebenarnya, kata dia, sesaat setelah banjir langsung kami perbaiki. Waktu itu, jembatan sempat ambles sedalam 20 cm. "Ternyata sekarang ambles lagi," ujarnya.
        
Semakin parahnya kondisi Jembatan Comal membuat  Kementerian PU bergerak cepat. Saat ini, kata Djoko petugas sudah berada di lokasi. Mereka sedang melakukan pengerukan untuk melihat pondasi jembatan. Menurut dia, pondasi jembatan sudah rapuh akibat tergerus air saat banjir. "Prediksi kami pondasi sudah tidak mampu menahan beban jembatan," jelasnya.
        
Djoko mengatakan, kemungkinan jembatan itu tidak bisa digunakan saat mudik. Pasalnya perbaikan jembatan membutuhkan waktu. Sedangkan lebaran tinggal tujuh hari lagi. Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan rangka jembatan darurat.

Jembatan darurat itu dipasang di sebelah lokasi jembatan yang amblas. "Rangka kami datangkan dari Surabaya (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN V). Nanti malam akan tiba di lokasi," jelasnya.
        
Djoko mengatakan pemasangan rangka jembatan itu tidak akan memakan waktu lama. Menurut perkiraan lima hari sudah siap digunakan. Meskipun jembatan darurat, kata dia, jembatan itu kuat menampung arus lalu-lintas ketika mudik.
        
Selama proses perbaikan jembatan yang panjangnya 120 meter dengan lebar 2x6 meter itu, kendaraan tidak diperbolehkan melintas. Djoko mengatakan arus lalu-lintas yang menuju ke Semarang akan dilewatkan ke jalur Selatan.

"Pengendara kami alihkan ke jalur Selatan yakni lewat Tegal. Dari Tegal nanti bisa ke Pantura lagi," ujarnya.
        
Pada bagian lain, Kepala BBPJN V Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU Hedi Rahadian mengatakan amblesnya jembatan Comal tersebut disebabkan karena pondasi jembatan tersebut terkena banjir bulan Februari lalu. Banjir itu mengakibatkan struktur tanah bergerak dan mengakibatkan jembatan ambles.
    
Saat ini, kata dia, sedang dilakukan penanganan darurat oleh petugas. Pondasi jembatan dikeruk. Setelah itu dipasang gorong-gorong sebagai jembatan darurat atau Bailey. Menurut Hedi, pemasangan gorong-gorong itu digunakan untuk lewatnya air. Selain itu bisa untuk dilewati kendaraan. "Secepatnya akan kami perbaiki," imbuhnya.   
        
Sementara itu, Kementerian PU berencana membangun kembali jalur pantura. Jalur sepanjang 1300 kilometer itu akan dibeton. Hal itu untuk menghindari kerusakan yang selalu terjadi setiap tahunnya.

Menteri PU Djoko Kirmanto menyebut kerusakan di Pantura disebabkan, karena banyaknya kendaraan yang melintas di jalan itu. "Setiap tahun terus bertambah," tuturnya.
        
Saat ini, jalan pantura mempunyai visi rasio yang buruk. Menurut Djoko, visi rasio jalan yang baik rata-rata 0,6 persen. "Perbandingan volume kendaraan dan kapasitas jalan di Pantura sudah mencapai 0,7 sampai 0,8 persen," tuturnya
        
Selain itu, muatan kendaraan juga menjadi penyebab kerusakan. Djoko menyebut banyak truk yang menyalahi aturan dengan membawa muatan melebihi batas yang ditentukan yakni, 10 ton.

Untuk itu, lanjut dia, Pantura akan segera di beton. Menurut dia life time beton lebih panjang daripada aspal. Tahun ini, sudah sekitar 230 kilo jalur yang dibeton. "Pembetonan sudah di beberpa tempat. Saya tidak hafal," katanya.

Djoko menambahkan tahun depan seluruh jalur pantura akan dibeton. Namun ,tidak langsung semuanya kerjakan. Ada beberapa jalan yang struktur tanahnya tidak cocok jika di pasang beton sehingga perlu penanganan khusus.

"Selain itu, jika ada pengerjaan beton di seluruh pantura maka, akan timbul kemacetan panjang," terangnya. (aph)


JAKARTA - Tujuh hari menjelang lebaran jalur pantura masih menyisakan masalah. Ada beberapa infratrsuktur yang belum rampung dibenahi. Seperti Jembatan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News