Jembatan Merah

Oleh Dahlan Iskan

Jembatan Merah
Dahlan Iskan di Xinjiang, Tiongkok, beberapa waktu lalu. Foto: disway.id

Maka Biden pun membuat podium. Di tengah jembatan rusak. Senin lalu.

Ia berpidato di podium di tengah jembatan jelek itu. Itulah salah satu jembatan yang akan diperbaiki lewat UU Tiongkok USD 1,2 triliun.

Jembatan itu memang sudah terlihat retak. Klasifikasinya: merah. Artinya: bahaya untuk dilewati.

Lampu merah itu sudah dinyalakan sejak tahun 2014 lalu. Tidak kunjung ada anggaran untuk memperbaikinya.

Umur jembatan itu memang sudah gaek: dibangun pada 1930-an. Biden menang telak di New Hampshire di Pilpres 2020. Jembatan merah itu ada di pedalaman negara bagian itu.

Itu, sebenarnya, bukan jembatan yang penting-penting amat. Bukan di jalan interstate –yang mirip jalan tol gratis di negara kita.

Bukan pula di highway –mirip jalan negara di Indonesia. Itu 'hanya' jembatan yang menghubungkan sekelas jalan kabupaten di negara kita.

Sudah bertahun-tahun soal jalan rusak dan jembatan berbahaya jadi bahan omongan di meja makan di keluarga-keluarga di pedalaman Amerika. Terutama di musim salju. Tumpukan salju membuat mereka lebih takut melewati jembatan seperti itu.

Biden tidak mampu berharap bisa seperti Presiden Indonesia yang begitu mudah meloloskan Omnibus Law Cipta Kerja. Gertakan Trump ternyata kalah dengan lirikan mata Luhut Binsar Panjahitan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News