Jenazah Djoko Pekik Dibawa Melalui Malioboro, Berhenti di Rumah Lama, Pemakamannya di Bantul

Jenazah Djoko Pekik Dibawa Melalui Malioboro, Berhenti di Rumah Lama, Pemakamannya di Bantul
Para kolega sesama seniman dan kerabat mengelilingi jenazah maestro lukis Djoko Pekik di Rumah Duka RS Panti Rapih, Jogja, Sabtu (12/8). Foto: Antara/Luqman Hakim

"Bapak itu kalau pergi ke mana saja pasti pulangnya minta lewat Malioboro. Enggak peduli mau macet mau apa, harus lewat Malioboro. Paling senang melewati lampu-lampu di Malioboro, sama kalau ada 17-an begini banyak hiasan-hiasan," kata dia.

Misa rekuiem untuk Djoko Pekik dilaksanakan pada Sabtu malam di kediamannya di daerah Sembungan, Bantul.

Sebelum Djoko Pekik dimakamkan pada Minggu (13/8), para seniman akan menggelar acara bersama untuk mengenang dan menghormatinya.

Djoko Pekik lahir di Grobogan pada 2 Januari 1937. Dia memperoleh pendidikan formal di bidang seni saat menjadi mahasiswa Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.

Setelah peristiwa berdarah 1965, Djoko Pekik ditangkap oleh penguasa Orde Baru karena dianggap terkait dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat atau LEKRA, organisasi yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Djoko pun menjalani masa hukuman dengan tinggal di balik terali besi selama tujuh tahun di Lapas Wirogunan, Yogyakarta.

Pada 1998, Djoko Pekik membuat lukisan berjudul 'Berburu Celeng' yang menghebohkan. Lukisan itu laku dengan harga Rp 1 miliar,  angka fantastis pada saat itu.(Antara/jpnn.com)


Berita Selanjutnya:
Pahlawan Celeng

Maestro lukis Djoko Pekik yang meninggal dunia pada Sabtu (12/8) akan dimakamkan di Taman Makam Seniman Giri Sapto,Imogiri, Bantul pada Minggu (13/8).


Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News