Jepang Menghentikan Pengiriman Produk Mamin
Minggu, 27 Maret 2011 – 07:57 WIB
Keyakinan Amano didukung oleh fakta bahwa sejumlah kemajuan positif telah dihasilkan berkat perjuangan para insinyur dan pekerja di lapangan. Sistem pendingin di di reaktor nomer 5 dan 6 sudah selesai diperbaiki. "Dan tidak ada lagi kekhawatiran yang berlebihan," tandasnya.
Baca Juga:
Komisi Pengawas Nuklir Amerika Serikat (NRC), yang mengirimkan sejumlah stafnya untuk bekerjasama dengan pemerintah Jepang di Tokyo, menyatakan bahwa kondisi reaktor mulai stabil. NRC menambahkan reaktor 1,2, dan 3 mengalami kerusakan pada ini beberapa bagian intinya. Namun sistem penahannya masih dalam kondisi baik.
Media, sepekan terakhir, mulai mengubah sudut pandang laporan mereka tentang bencana tsunami dan gempa. Setelah sebelumnya liputan difokuskan pada seputar kejadian dan korban, halaman koran kemudian diisi dengan kisah berani para pekerja reaktor yang berupaya keras memperbaiki PLTN Fukushima di tengah ancaman radiasi. Namun media lebih banyak menggambarkan tentang para pekerja dan reaktornya. Tak banyak yang mengupas ancama radiasi tersebut bagi korbannya.
Para psikolog yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemicu risiko radiasi belum menemukan jawaban memuaskan. Mereka menyatakan, risiko radiasi nuklir sebagai bahaya yang tak terlihat, misterius, dan sukit dipahami. Khususnya terkait dengan efek menakutkan seperti kanker dan kelahiran cacat. Rasanya tidak masuka akal.
KRISIS nuklir Jepang, kini menjadi krisis dunia. Jepang sebagai kekuatan ekonomi ketiga dunia sekaligus eksportir berbagai produk pangan berkualitas
BERITA TERKAIT
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia
- Merawat Konflik, Turki Beri Pengobatan kepada Ribuan Tentara Hamas
- Joe Biden Larang Impor Uranium, Rusia Yakin Amerika Bakal Rugi Sendiri
- Blockout 2024: Upaya Memaksa Selebritas Amerika Peduli Gaza