Jerman yang Pertama Stop Energi Nuklir

Merkel: Seluruh Reaktor Nuklir Ditutup pada 2022

Jerman yang Pertama Stop Energi Nuklir
Jerman yang Pertama Stop Energi Nuklir
Satu di antara delapan reaktor tersebut, lanjut Roettgen, malah sudah tidak aktif bertahun-tahun. PLTN Kruemmel di utara Jerman dinonaktifkan karena terlalu sering mengalami kerusakan teknis. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pembangkit listrik tersebut lantas dinonaktifkan. Dalam waktu dekat, reaktor itu akan benar-benar mati bersama tujuh yang lainnya.

Kemarin 16 menteri regional Jerman juga terlibat dalam rapat tujuh jam yang dipimpin Merkel. Dalam kesempatan itu, mereka mendesak pemerintah segera menetapkan moratorium delapan reaktor nuklir tersebut sebagai aturan permanen. Namun, Roettgen menjamin bahwa delapan reaktor yang sudah berstatus nonaktif itu tak akan pernah diaktifkan lagi.

Setelah menonaktifkan delapan reaktor, pemerintah Jerman menargetkan penonaktifan enam reaktor lainnya pada akhir 2021. Lantas, pada 2022 jumlahnya bertambah tiga lagi. "Kami jamin tidak akan ada pemadaman listrik dalam masa transisi," janji Roettgen. Listrik untuk warga dan sektor industri, tambah dia, akan menjadi prioritas pemerintah Jerman selama masa transisi.

Keputusan Merkel itu menjadi bukti bahwa dirinya bukanlah pemimpin yang kaku. Pada akhir 2010, dia sebetulnya baru memaklumatkan rencana memperpanjang pengoperasian 17 reaktor di Jerman. Konon, masa aktif masing-masing reaktor tersebut akan diperpanjang 12 tahun. Dengan begitu, 17 reaktor itu semula dijadwalkan beroperasi hingga 2030. Tetapi, krisis nuklir Jepang mengubah semuanya. (AP/AFP/BBC/hep/c6/dwi)

BERLIN – Krisis nuklir di Jepang yang hingga kini tidak kunjung berakhir, memaksa Jerman mengambil langkah tegas. Kemarin (30/5) pemerintahan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News