Jihad dan Tawuran
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Bung Tomo juga memenuhi seruan jihad dari para alim ulama dengan pekik Allahu Akbar. Laskar rakyat perjuangan, laskar-laskar yang dibentuk oleh kaum Muslim di Surabaya, Hizbullah dan Sabilillah berhasil mengusir kaum penjajah.
Laskar rakyat berhasil mempertahankan Kota Surabaya dari ancaman ataupun upaya penguasaan penjajah yang dianggap sebagai kafir.
Semangat Resolusi Jihad menjadi landasan historis-filosofis yang menjadi bahan bakar energi perlawanan arek-arek Suroboyo sehingga mereka bertindak tanpa ragu sama sekali.
Apalagi, kondisi sosiologis masyarakat Surabaya yang memang "terbiasa" dengan budaya tawuran. Maka atas dasar fatwa pemuka agama, semangat tawuran dan jihad itu menyatu menjadi kekuatan yang dahsyat.
Peperangan berlangsung sampai sebelas bulan. Tentara sekutu telah kehabisan amunisi dan kalah oleh kekuatan jihad kaum muslim dan semangat bonek arek-arek Suroboyo.
Maka pada September 1946 pasukan Sekutu ditarik mundur dengan tertunduk malu.
Terbunuhnya Jenderal Mallaby dalam sebuah ‘’ambush’’ atau pengadangan di Surabaya juga menjadi aib bagi tentara Sekutu.
Belum ada dalam sejarah sepanjang Perang Dunia ada jenderal yang mati dalam perang kota. Inggris dibuat malu oleh peristiwa ini.
Semangat jihad membara. Hal tersebut terlihat dari orasi Bung Tomo yang selalu memekikkan Allahu Akbar pada setiap pembuka dan penutup pidatonya.
- Dedi Mulyadi Ungkap Kriteria Pelajar yang Dikirim ke Barak TNI
- 20 Pelaku Tawuran di Jalan Otista Raya Jaktim Ditangkap Polisi
- Aktivis KNPI Jakarta David Hamka Minta Gubernur Pramono Optimalkan Peran Pemuda Cegah Tawuran
- Gagalkan Tawuran di Jakarta Pusat, Polisi Sita 4 Celurit
- Diduga Salah Sasaran Tawuran, Kurir Disiram Air Keras di Cilandak
- SMSI Gelar Seminar Nasional, Tunda Usulkan RM Margono Djojohadikusumo Jadi Pahlawan