Jika Tidak Ada Izin, Tolak Saja Peminta Sumbangan
jpnn.com, SURABAYA - Saat ini masih ditemukan praktik penarikan sumbangan yang mengatasnamakan banyak pihak kepada warga di Surabaya, Jatim.
Saking seringnya, hal itu pun dianggap lumrah. Bahkan, praktik meminta sumbangan tersebut tiap bulan selalu ada.
''Njaluk sumbangan kok luwih rajin timbang tukang kredit (Minta sumbangan kok lebih rajin daripada tukang kredit, Red)," celetuk Titin Sukma, warga Kelurahan Bulak Banteng.
Hampir tiap bulan kampungnya dikunjungi seorang pria. Pria tersebut berpenampilan rapi.
Memakai kemeja dan bersepatu pantofel. Dia selalu menenteng sebuah map berisi dokumen.
Satu per satu rumah disambangi. Begitu bertemu pemilik rumah, dia menyodorkan sebuah dokumen. Macam-macam isinya.
Mulai foto hingga beberapa dokumen lain. ''Permisi, Bu, kami dari panitia pembangunan lembaga pendidikan sosial," ujar Titin yang menirukan ucapan pria itu.
Begitulah gambaran peminta sumbangan yang kerap ditemui Titin.
Bukti legalitas harus digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas permintaan sumbangan.
- Istri Tewas Jatuh ke Jurang, Suami Selamat
- Korban Jiwa Banjir Bandang di Luwu Bertambah Menjadi 11 Orang
- Dua Anak Perempuan Tenggelam saat Berenang di Sungai Enim
- Peduli Pendidikan, Polres Inhu Bangun MCK dan Pojok Baca di SD Marginal Rakit Kulim
- Penyelundupan 2.540 Ekor Burung Melalui Pelabuhan Bakauheni Digagalkan
- Ada Honorer Hampir Punya SK PPPK, tetapi Dicoret BKN, Alasannya Jelas