Jika Waktu Itu Jokowi Tolak Memutar Film G 30 S/PKI, Efeknya Sangat Luar Biasa

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, efeknya akan sangat luar biasa jika jika Presiden Joko Widodo tidak memenuhi permintaan Gatot Nurmantyo.
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebelumnya meminta agar pemerintah memutar kembali film G 30 S/PKI, seperti yang dilakukan pemerintah di masa Orde Baru.
Menurut Ujang, efeknya antara lain, rakyat akan mulai melupakan sejarah peristiwa kelam yang terjadi di era 1965 tersebut.
"Dampaknya, rakyat tak tahu sejarah. Rakyat tak akan tahu fakta sejarah pembantaian jenderal, rakyat dan ulama oleh PKI," ujar Ujang kepada jpnn.com, Sabtu (26/9).
Dampak lain, dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini juga memprediksi bakal ada arus politik tertentu yang akan menyudutkan Presiden Joko Widodo.
"Akan ada arus menyalahkan Jokowi. Presiden Jokowi akan disalahkan karena tak peduli akan sejarah bangsa," ucapnya.
Direktur eksekutif Indonesia Political Review ini menilai, sangat wajar sebenarnya isu terkait PKI selalu muncul setiap bulan September.
Pasalnya, bangsa ini pernah mengalami peristiwa kelam pada akhir September, tepatnya 30 September 1965 lalu.
Jika Jokowi menolak permintaan Gatot Nurmantyo untuk memutar film G 30 S/PKI, efeknya diperkirakan akan sangat luar biasa.
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi