JK: Media Kalau Muji-muji Jokowi-JK Terus Nggak Baik
jpnn.com - JAKARTA - Jusuf Kalla mengaku sangat bersyukur atas semakin berkembangnya media massa dan media sosial saat ini. Menurutnya, dengan pesatnya kedua hal tersebut, para calon pemimpin bangsa dapat menyampaikan visi dan misi dengan mudah. Ia membandingkan dengan pemilu terdahulu, di mana kampanye lebih sulit dan tak semua orang mau mendengar visi misi calon pemimpin.
"Saya tidak pernah lihat ada penyanyi dangdut lagi kalau ada kampanye. Jarang. Zaman dulu yang pertama ditunggu siapa? Yang ditunggu hanya penyanyi dangdutnya saja," kata JK sambil tertawa. Ini disampaikan JK saat bertemu dengan pemimpin redaksi Jawa Pos Group se-Indonesia di Jakarta, Minggu, (8/6).
Menurut JK, saat ini teknologi sosial media dan media massa lebih canggih dibanding cara berkampanye konvensional. Hanya saja, ia menyesalkan masih adanya kampanye hitam yang turut meramaikan hal pemberitaan seputar Pemilu. JK meminta media massa memberikan berita yang berimbang. Objektif dan sesuai fakta.
"Kalau anda jual terlalu banyak juga kayak TVOne atau koran apa, rata-rata pemirsanya menurun, karena capek. Kalau muji-muji Jokowi-JK juga enggak baik, capek orang membacanya. Kita juga tidak harapkan itu. Tapi keseimbangan dan objektivitas," tegas JK.
Ia berharap masyarakat melihat pasangan calon pemimpin negara dinilai karena kinerja dan profesionalismenya. Bukan karena dipuja-puji banyak orang. (flo/jpnn)
JAKARTA - Jusuf Kalla mengaku sangat bersyukur atas semakin berkembangnya media massa dan media sosial saat ini. Menurutnya, dengan pesatnya kedua
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Padamkan Kebakaran Kapal di Penjaringan, Gulkarmat Turunkan 12 Branwir & 60 Personel
- Bule Australia Penganiaya Sopir Taksi Dideportasi dari Bali
- PT GPU Sebut Mabes Polri Tangkap 2 Orang Diduga Preman Sewaan yang Mengganggu Perusahaan
- Halalbihalal Peradi SAI, Juniver Girsang Ajak Advokat Bersatu
- Prajurit TNI AL Bantu Padamkan Kebakaran Kapal MT Gebang di Banten
- LQ Indonesia Lawfirm Berhasil Memediasi Pengembang PIK, Charlie Chandra Bebas dari Tahanan