JK : Saat Krisis Negara Harus Lebih Boros

JK : Saat Krisis Negara Harus Lebih Boros
Foto : SETWAPRES
Ani mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada 2009 bisa hanya 4,5–5 persen. Pertumbuhan itu lebih rendah dibanding perkiraan semula yang 6 persen. ”Pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi menjadi 4,5–5 persen,” kata Menkeu. Meski demikian, pemerintah berusaha agar pertumbuhan itu tetap di atas 5 persen, dengan cara menjaga tingkat konsumsi rumah tangga.Pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2008 diperkirakan di bawah 6 persen, yakni 5,8 persen. Namun, karena sejak kuartal I 2008 sudah tinggi, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini masih mencapai 6,2 persen.

Prediksi Bank Indonesia lebih optimistis dibanding pemerintah. Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2009 berada di kisaran 5–5,5 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi akan berdampak pada ekspor impor. Namun, menurut Hartadi, penurunan ekspor tidak seburuk yang diperkirakan. ”Dampak penurunan demand dari negara besar tidak terlalu besar pada perekonomian kita. Ada intraregional trading yang masih cukup bagus,” kata Hartadi.

Selain segera melonggarkan likuiditas, pemerintah berkonsentrasi menjaga kestabilan surat utang negara (SUN). Sedangkan untuk pasar modal, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) diminta secara intensif mengawasi neraca keuangan lembaga keuangan nonbank.

Menkeu menegaskan, krisis harus dicegah agar tidak merembet ke sektor riil. Ini agar masyarakat kelas menengah yang menjadi penopang pertumbuhan konsumsi tidak terlalu terkena imbas. Jika memukul sektor riil, kelas menengah akan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Jika sektor riil masih membayar tenaga kerja, konsumsi akan tumbuh, sehingga bisa memutar kembali ekonomi.

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, stimulus berupa pencairan anggaran Rp 120 triliun akan dibelanjakan untuk membiayai proyek-proyek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News