Job Fair Bukan Solusi Atasi Pengangguran

Job Fair Bukan Solusi Atasi Pengangguran
Ilustrasi job fair. Foto: Jawa Pos/JPNN

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang, angka pengangguran tiap tahun meningkat. Pada tahun 2014 jumlah penangguran terbuka sebanyak 79.368 orang. Kemudian pada 2015 jumlah pengangguran itu naik menjadi 88.000 orang.

Tahun 2016 menjadi 90.001 orang. Pengangguran ini di dominasi dari kelulusan SMP, SMA/SMK, hingga Sarjana.

Sementara, jumlah lowongan yang dibutuhkan perusahaan setiap tahun hanya mencapai 4.000 lowongan. Akibatnya pengurangan angka pengangguran itu tak dapat dituntaskan.

Menyikapi itu, Kepala Dinasker Kota Tangerang, Rahmansyah mengklaim, jika jumlah pengganguran dengan program bursa kerja itu sangat efektif.

Karena animo masyarakat untuk bersaing masuk sebagai pekerja ke sejumlah perusahaan sangat besar. Dan perusahaan yang ikut program tersebut pun terus bertambah.

“Kami kira bursa kerja ini sangat efektif, ya memang pengurangan tidak besar tetapi tetap menurun angkanya. Kalau masalah punya keahlian atau tida, para pengangguran ini tinggal mendaftar ke BLK. Mungkin jika APBD sebesar APBN mungkin penuntasan pengangguran dapat diatasi dengan membuka lapangan kerja baru,” tuturnya.

Ditambahkan Ramansyah, penyelesaian masalah pengangguran tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah daerah maupun pusat.

Sebab, jumlah pertumbuhan penduduk dan lapangan kerja baru tidak sebanding. Dan untuk menyelesaikan ini pemerintah pusat harus mengeluarkan program pengendalian penduduk.

Pengamat Kebijakan Publik, Universitas Indonesia, Agus Pambagyo mengingatkan Pemkot Tangerang, Banteng, untuk tidak bangga menggelar kegiatan bursa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News