Jokowi - Fadli Zon Berbisik di Istana, Soal Reshuffle?

Jokowi - Fadli Zon Berbisik di Istana, Soal Reshuffle?
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon (kiri) bersama Ketua DPR RI Setya Novanto (tengah) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/11). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Adigium politik yang menyebutkan tak ada lawan abadi, yang ada hanya kepentingan (kebaikan, red), tampaknya dipratekkan oleh Presiden Jokowi dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/11).

Di sela-sela upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional itu, Presiden Jokowi dan Fadli Zon menyempatkan diri untuk membicarakan beberapa hal, baik seputar pembahasan APBN 2016, termasuk menyinggung soal reshuffle kabinet. Kok Bisa?

Untuk diketahui pada Pilpres 2014 lalu, Presiden Jokowi bersaing dengan Prabowo Subianto, yang tiada adalah satu partai atau atasan Fadli Zon di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu. Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa politik itu memang tidak ada yang mustahil.

Jokowi dan Fadli tampak akrab dan saling berbisik. Bahkan muncul spekulasi bahwa keduanya membicarakan reshuffle kabinet yang mulai santer beberapa hari belakangan ini.  Apalagi perubahan sikap politik Partai Amanat Nasional (PAN) dari Koalisi Merah Putih (KMP) ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) makin menguatkan dugaan akan terjadi reshuffle jilid II. Hal ini akan memengaruhi peta kekuatan politik baik di parlemen maupun di pemerintahan Kabinet Kerja Jokowi-JK. Benarkah?

Setelah tiba di gedung wakil rakyat (DPR), Fadli Zon sempat dicegat wartawan untuk mengonfirmasi hal ikhwal pembicaraannya dengan Presiden Jokowi.

Ketika disinggung tentang reshuffle kabinet, Fadli memang hanya menjawab diplomatis. “Itu hak prerogatif Presiden,” kata Fadli.

Namun, Fadli menambahkan, “Saya sampaikan Presiden harus punya tim kuat. Kalau kabinet kuat, ini akan bantu Presiden.”

Penjelasan Fadli itu mengonfirmasi bahwa salah satu materi pembicaraan antara Jokowi dan Fadli Zon tersebut antara lain berkenaan dengan wacana reshuffle.

JAKARTA – Adigium politik yang menyebutkan tak ada lawan abadi, yang ada hanya kepentingan (kebaikan, red), tampaknya dipratekkan oleh Presiden

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News