Jokowi Nyaris Tak Punya Lawan di Pilpres 2019

Jokowi Nyaris Tak Punya Lawan di Pilpres 2019
Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Setpres for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - ‎Presiden Joko Widodo diperkirakan tak punya saingan berat di pemilihan presiden atau Pilpres 2019 mendatang. Pasalnya, hingga saat ini hampir tidak ada tokoh yang memiliki elektabilitas cukup baik.

Nama-nama yang sebelumnya sempat dijagokan bakal menjadi pesaing berat, belakangan malah gaungnya mulai memudar. Hanya Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tetap eksis disebut bakal kembali maju sebagai capres.

"Saya kira Jokowi bakal mulus melaju di Pilpres 2019 mendatang. Hampir tak ada tokoh lagi yang mengemuka bakal menjadi pesaing berat," ujar pengamat politik Ujang Komarudin kepada JPNN, Jumat (3/11).

Menurut Ujang, beberapa nama sebelumnya memang sempat menguat di publik. Sebut misalnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Namun sejak peristiwa dicekalnya masuk ke Amerika Serikat mengemuka, Gatot terkesan menarik diri. Nyaris tak terdengar lagi perkembangan terbaru seputar kegiatannya di publik.

"Apalagi kalau misalnya Gatot menjadi calon wakil Jokowi, maka ‎praktis elektabilitas Jokowi bakal meningkat. Sebelumnya nama Gatot mengemuka karena dipersepsikan dekat dengan umat Islam. Nah sekarang Jokowi juga demikian, lewat kegiatan safarinya berkeliling ke pesantren dan mengunjungi ulama-ulama," ucapnya.

Nama lain yang sempat menguat kata Ujang, ada nama Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra. Menguat setelah beberapa waktu terakhir terkesan getol membela sejumlah ulama yang dipersepsikan mengalami ‎penzoliman. Termasuk membela Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dibubarkan oleh pemerintah.

"Tapi belakangan Yusril malah disibukkan dengan urusan partainya yang terancam tak lolos menjadi peserta Pemilu 2019," katanya.

‎Dengan kondisi yang ada, praktis saat ini menurut Ujang, hanya ada dua nama yang berpeluang melaju ke Pilpres untuk menjadi pesaing Jokowi di Pilpres 2019. Yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Jokowi terus merangkul para ulama. Sementara Prabowo erkesan tidak berusaha melakukan pendekatan pada para ulama dan tokoh-tokoh pesantren.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News