Julian Assange, Peka dan Solider sejak Kanak-kanak

Tumbuh dengan Gabungan Kepekaan dan Kecerdasan

Julian Assange, Peka dan Solider sejak Kanak-kanak
Julian Assange, Peka dan Solider sejak Kanak-kanak
Kini, meski sosoknya terus menjadi perhatian media internasional, Assange tetap saja misterius. Mungkin karena sejak belia ayah satu anak itu terbiasa hidup menyendiri dan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan sosial seperti manusia kebanyakan.

Sebagian besar pendidikan pada masa kecilnya dilakukan di rumah. Orang tuanya menjalankan tur teater sehingga mereka hidup berpindah-pindah. Pada usia 14 tahun, Assange diketahui telah berpindah rumah sebanyak 37 kali.

Ibunya, Christine Assange, menggambarkan Assange sebagai sosok yang "sangat cerdas". Usianya masih 16 tahun saat sang ibu membelikan komputer pertamanya, Commodore 64. Saat itu masih 1987 dan belum ada website. Assange memasang modem pada komputernya dan memulai petualangannya di dunia komputer jaringan yang baru berkembang.

Meski sang ibu mendidiknya tanpa pengaruh agama apa pun, Christin merasa bahwa Assange tumbuh dengan keinginan kuat dari apa yang dilihat dan dirasakannya. "Dia adalah anak manis, sangat sensitif, mencintai binatang, tentang, dan mempunyai selera humor yang nakal," ungkap Christine kepada harian Herald Sun, Melbourne, Australia.

Pendiri situs WikiLeaks Julian Assange dikenal sebagai sosok cerdas, bahkan ketika dia masih bau kencur. Bret Assange, ayah tiri Julian, bersaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News