Juni Diprediksi Puncak Inflasi
Penyumbang inflasi terbesar berasal dari kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tahap kedua serta kenaikan tarif angkutan udara, besin, dan rokok.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Eko Listyanto menjelaskan, berdasar data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, sejumlah bahan pangan sudah mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Antara lain, harga cabai, telur ayam ras, minyak goreng, gula pasir, dan daging sapi.
’’Kelihatannya di minggu keempat ini akan banyak dinamika (harga) baru. Karena itu, setelah dilakukan simulasi, kita peroleh prediksi inflasi di kisaran 0,55 persen,” ujarnya.
Meski begitu, Eko menuturkan bahwa besaran inflasi Mei tahun ini masih lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Pada Mei 2016, besaran inflasi mencapai 0,81 persen karena bertepatan dengan bulan Ramadan.
Angka inflasi meningkat menjadi 0,86 persen pada bulan berikutnya yang merupakan momen Lebaran.
’’Tapi, tetap harus ada langkah dari pemerintah dan Bank Indonesia. Setelah Lebaran, ada kemungkinan harga minyak dunia naik. Apalagi, negara-negara OPEC dan non-OPEC sudah sepakat memperpanjang kuota pembatasan produksi minyak di pasar internasional. Jadi, ada kemungkinan besar harga minyak akan naik,” ucapnya. (dee/c20/sof)
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Alexander Sugandi memprediksi puncak tekanan inflasi terjadi Juni mendatang.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Perum Bulog Mulai Salurkan Bantuan Beras Tahap 2 kepada 269 Ribu Warga Jakarta
- Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Beri Atensi Perkembangan Harga Sejumlah Komoditas
- Mendagri Tito Ingatkan Pemda Jangan Terlena Meski Inflasi Nasional Terkendali
- 3 Tantangan Pemerintah Setelah Suku Bunga Acuan BI Naik, Wajib Bersiap!
- Catatan Lengkap Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Terbaru
- Mendagri Tito Ingatkan Pemda Jaga Inflasi di Tengah Instabilitas Global