Kabupaten di Papua Ini Hanya Punya 5 Dokter

jpnn.com, JAYAPURA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah kabar meninggalnya 40 anak di Kabupaten Deiyai, Papua, akibat wabah sarampa atau campak.
Sejak Maret hingga Juli, hanya 27 balita yang meninggal. Itu pun yang terserang campak cuma dua anak.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Elizabeth Jane Soepardi menyebutkan bahwa 25 balita lainnya meninggal karena diare, radang paru-paru, disentri, gizi buruk, gigitan serangga, dan alergi.
Paling banyak justru radang paru-paru yang mencapai sembilan balita. Terbanyak lainnya adalah diare yang diderita enam anak.
Namun, Jane mengakui bahwa cakupan imunisasi di Kabupaten Deiyai tiga tahun terakhir sangat rendah.
"Tahun 2016 hanya 5,5 persen," ucapnya. Malah, pada 2014 tidak ada laporan sama sekali.
Jane mengungkapkan, masalah akses memang menjadi kendala utama di Papua.
Akibatnya, beberapa program seperti imunisasi tidak bisa berjalan dengan baik.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah kabar meninggalnya 40 anak di Kabupaten Deiyai, Papua, akibat wabah sarampa atau campak.
- Dukungan PT Advance Medicare Corpora Wujudkan Pelayanan Medis THT di Sorong
- Rakit Bom Mortil Bekas Peninggalan Perang Dunia ke II, Nelayan Tewas Mengenaskan
- 5 Berita Terpopuler: Perkembangan Terbaru RPP Manajemen ASN, Masih Misterius, Ada Kata Insyaallah
- Ikut Cari Iptu Tomi Marbun, Ketua Komnas HAM Papua Diberondong KKB
- Bupati Raja Ampat Tegaskan Gerakan NFRPB Bertentangan dengan Konstitusi
- Tokoh Masyarakat Papua Dukung Aparat Tindak Tegas OPM