Kadang Pakaian Berlumpur, Jalan sambil Nyanyi Indonesia Raya

Kami pun berhenti sejenak. Sembari beristirahat, satu per satu anak-anak itu pun bertutur tentang cita-cita.
”Saya ingin jadi guru. Saya ingin membantu anak-anak yang berada di perbatasan,” kata Ana.
Ana murid berprestasi. Dia langganan juara II di kelasnya. ”Jika besar kelak, saya pasti bisa mengubah kondisi kami. Anak bangsa harus bisa mengenyam pendidikan,” ucap upik (bocah perempuan) 12 tahun itu sambil tersenyum.
Dari Dusun Bergosong, bukan hanya Ana yang berprestasi. Muhammad Nizam, bocah lainnya yang saat ini kelas VI SD, juga juara kelas. Buyung 13 tahun itu juga gemar mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.
”Saya kalau besar nanti mau menjadi tentara. Karena ingin membahagiakan kedua orang tua dan menjaga wilayah perbatasan ini,” kata Nizam yang disambut tepuk tangan teman-temannya.
Kata Nizam, dirinya sangat sedih tiap kali melihat kedua orang tuanya harus bekerja dari pagi sampai malam. Karena itu, untuk mencapai impiannya, Nizam pun sangat bersungguh-sungguh dalam belajar.
”Ibu pernah berkata, apa yang saya mimpikan harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Meski sekolah jauh, bukan halangan untuk bisa menempuh pendidikan,” kata Nizam dengan mata berkaca-kaca.
Tak terasa hari kian beranjak sore. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju perhentian terakhir: Bergosong.
Canda tawa terus terdengar. Tujuan akhir anak-anak TKI itu Dusun Bergosong, yang sudah masuk wilayah Tawau, Malaysia.
- Prabowo Bakal Digitalisasi Sekolah, Siswa Bisa Belajar Dari Layar Televisi
- Sekolah Langganan Banjir Membuat Sudut Baca Digital
- Sentil Pemerintah Daerah, Prabowo Singgung Soal Jumlah Toilet di Sekolah
- Mendikdasmen: Presiden akan Berikan Smart Board, Pembelajaran Lebih Asyik
- BRT Gratis & Akses Sekolah untuk Semua Jadi Kado HUT ke-478 Kota Semarang
- Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Gratis di SMK Mandiri 02 & SMA Mandiri Balaraja Patut Dicontoh