Kadang Pakaian Berlumpur, Jalan sambil Nyanyi Indonesia Raya

Kadang Pakaian Berlumpur, Jalan sambil Nyanyi Indonesia Raya
Anak-anak Dusun Bergosong,Tawau, Malaysia yangharus berjalan kaki 10 kilometer untuk bersekolah di Sebatik. Foto: RURY JAMIANTO/RADAR TARAKAN/JPNN.com

jpnn.com - Puluhan kilometer ditempuh anak-anak TKI di Tawau, Malaysia untuk pergi dan pulang bersekolah di Nunukan, Indonesia, setiap hari. Radar Tarakan (Jawa Pos Group) turut menjajal merasakan beratnya rute mereka.

RURY JAMIANTO, Nunukan

DI balik pepohonan pisang, anak-anak itu istirahat sejenak. Sepatu mereka bercampur lumpur. Keringat membasahi seragam. Kelelahan jelas tergurat di wajah.

Maklum, sudah hampir setengah jam mereka berjalan. Melewati jalanan setapak, melintasi kebun dan hutan, serta menapaki jalur menanjak.

Tapi, di siang yang terik pada Sabtu pekan lalu (25/11) itu, Radar Tarakan yang mengikuti perjalanan mereka tak sekali pun mendengar keluhan. Justru canda tawa yang terus terdengar dari anak-anak tersebut.

Padahal, tujuan akhir anak-anak tenaga kerja Indonesia (TKI) itu, Dusun Bergosong, yang sudah masuk wilayah Tawau, Malaysia, masih jauh.

Masih harus melewati bukit terjal, kebun cokelat dengan jalanan licin, ribuan pohon sawit, dan tentu saja hutan belantara.

Itulah rute harian yang harus mereka tempuh untuk bersekolah ke SDN 005 di Dusun Lourdes, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Canda tawa terus terdengar. Tujuan akhir anak-anak TKI itu Dusun Bergosong, yang sudah masuk wilayah Tawau, Malaysia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News