Kadistan Tegaskan Food Estate di Belu NTT Tidak Gagal, Ini Faktanya

Kadistan Tegaskan Food Estate di Belu NTT Tidak Gagal, Ini Faktanya
Pembuatan saluran air dan penanaman jagung di salah satu lokasi food estate di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, BELU - Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gela Lay Rade meluruskan informasi yang menyebutkan program food estate jagung di daerahnya yang dicanangkan presiden gagal total.

Faktanya, kata Gela, dari luas 53 hektare food estate Rotiklot, saat kunjungan ada 37 hektare pertanaman belum panen, sedangkan sisanya 16 hektare sudah diolah lahan dan siap sarana dan prasarana produksinya.

“Jadi perlu dipahami bersama, seluas 16 hektare memang belum ditanam karena air belum tersedia dari sprinkle," kata Gela, Senin (25/4).

Dia menyampaikan pengoperasian sprinkle butuh biaya Rp 2,5 juta per hari, sehingga perlu dilakukan penanaman dengan pola irigasi kocor selang.

"Kalau menunggu tanam nanti saat musim hujan masih agak lama, yaitu Oktober-Desember baru ada hujan,” bebernya.

Karena otu, Gela menegaskan di lokasi yang dikunjungi presiden itu tidak benar jika disebut gagal.

Sebab, faktanya memang belum ditanam karena menunggu kesiapan air. Bukti-buktinya saprodi masih ada dan sekarang siap ditanam.

"Hari Minggu kemarin mulai tanam jagung 16 hektare dengan air dikocor selang hemat tanpa biaya karena beda ketinggian bersumber bendungan Rotiklot,” jelasnya.

Kadistan Belu Gela Lay Rade membeberkan fakta yang menegaskan program food estate di daerahnya tidak gagal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News