Kakak Korban Mapala UII: Nyawa Harus Dibayar Nyawa

Kakak Korban Mapala UII: Nyawa Harus Dibayar Nyawa
Syafaah, Ibunda Ilham Nur Padmi Listiadi, menangis. Foto: TONI/LOMBOK POST/JPNN.com

Begitu juga dengan sang ayah, Muhammad Safi'i. Meski terpukul dengan kejadian ini, dia mencoba tetap tegar.

Kasus penganiayaan yang menimpa anaknya diharapkan diproses hukum hingga tuntas. Para pelaku supaya semuanya segera ditangkap.

Perbuatan para pelaku ini harus diganjar dengan hukuman yang setimpal. Sebab apa yang telah dilakukan terhadap Ilham dan korban lainnya jelas sebagai perilaku jahat.

“Mereka harus diadili. Jangan sampai kami sebagai keluarga nantinya tidak mendapatkan keadilan,” harap dia.

Dijelaskan, jenazah Ilham memang telah dilakukan otopsi di salah satu rumah sakit tempat almarhum dirawat.

Namun hasil otopsi untuk sementara tidak diberitahukan ke pihak keluarga. “Hasil otopsi pihak kepolisian yang tahu. Alhamdulillah, semua pihak banyak yang membantu di sana,” ujar Safi'i.

Namun yang disayangkan, tidak ada satu pun pihak Mapala yang datang menjengkuk dan membantu sebelum korban dipulangkan ke Lombok.

Sementara setibanya di rumah duka, pihak keluarga menyempatkan diri melihat langsung kondisi jenazah almarhum. Setelah dilakukan salat jenazah secara bergiliran.

Jenazah Ilham Nurpadmi Listiadi, mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta korban diksar Mapala, dibawa ke kampung halamannya di Desa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News