Kalah di Pilgub DKI Jakarta dan Banten, PDIP Ubah Strategi

jpnn.com, JAKARTA - Pilkada serentak di 171 daerah akan memasuki tahapan pendaftaran pasangan calon ke KPU pada 8-10 Januari 2018.
Namun, hingga kini masih banyak parpol yang belum memutuskan siapa pasangan calon yang akan diusung.
Pengamat politik sekaligus Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W. Oetomo berpendapat, gejala paslon yang belum jelas terjadi karena peta politik nasional terbelah menjadi tiga.
”Pergulatan tiga pendulum ini, yakni Jokowi, Prabowo, dan Partai Demokrat, sangat berpengaruh pada peta politik nasional serta daerah,” jelasnya kepada Jawa Pos.
Dalam beberapa aspek, ujar Mochtar, tiap-tiap kubu atau partai menginginkan suara linier sampai ke daerah.
Faktanya, suara daerah tidak bisa serta-merta disamakan dengan nasional. Itulah yang membuat rekomendasi paslon di banyak daerah tersendat.
Mochtar menerangkan, parpol dihadapkan pada banyak pilihan. Tidak terfokus pada sosok-sosok yang pernah bertarung. Bahkan, soal koalisi pun masih sangat cair.
Di Jatim pun sebenarnya masih tersisa teka-teki, yakni poros ketiga. Menurut Mochtar, meskipun waktunya semakin mepet, kemungkinan munculnya poros ketiga masih tinggi.
Menghadapi Pilkada serentak 2018, PDIP tampaknya mengubah strategi, belajar dari kekalahan di Pilgub DKI Jakarta dan Banten.
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Politikus PDIP Apresiasi Ide Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak
- 5 Berita Terpopuler: Kapan Pengisian DRH NIP PPPK? Simak Penjelasan Kepala BKN, Alhamdulillah Perjuangan Tak Sia-sia
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial
- Megawati Usulkan KAA Jilid II Bahas Kondisi Global dan Kemerdekaan Palestina