Kalau Hanya Berwacana, Pulang Kampung Saja

Kalau Hanya Berwacana, Pulang Kampung Saja
Ketua DPR RI Marzuki Alie. Foto : Arundono W/JPNN

Ketika belum masuk DPR dengan sekarang menjadi Ketua DPR dengan protokoler, perbedaan paling nyata apa yang Anda rasakan?

Saya biasa-biasa saja. Saya tidak menganggap itu suatu hal yang istimewa. Karena saya tidak terlalulah protokoler. Awal-awal kalau mau naik pesawat kok saya dibawa ke ruangan  VIP. Tidak mau saya. Jalan biasa saja. Dulu selalu disambut Sekjen kalau pulang. Ngapain? Lama-lama mereka tahu akhirnya tidak lagi.

Orang ikut saya, kaget-kaget saja. Saya berpikir hidup biasa itu banyak kawan. Saya bilang, kalau kita menaikkan cara hidup kita, kita mengurangi sahabat. Kita kan lihat struktur kelompok masyarakat kita, yang banyakkan di struktur bawah. Kita berada pada posisi ini kawan kita banyak. Kalau kita menaikkan, sepi kawan kita.


Sejak menjadi Ketua DPR, adakah kegemaran Anda yang terampas?

Tidak ada yang terampas. Semuanya saya jalani. Cuma waktunya saja yang banyak habis terpakai. Dulu istirahat banyak, sekarang istirahat kurang. Berat badan dari dulu sampai sekarang 71 kg - 72 kg. Tidak ada yang berubah. Dari dulu gini-gini saja. Majelis taklim jalan terus. Tidak ada yang terampas. Apa yang berubah? Kehidupan, ya begini saja. Cuma waktunya saja. Cuma yang kayak gini (berkas di meja kerja yang harus ditandatangani) hari libur juga harus dikerjakan. Kalau terpaksa harus selesai besok, ya harus dikerjakan.  Mau tidak mau. Kadang saya bawa kemana saya jalan. Ini yang orang tidak lihat. Ini banyak makan waktu, karena harus dibaca, menyita pikiran.(boy/ara/jpnn)
Berita Selanjutnya:
Merasa Kerja di Ruang Kaca

Sejak duduk sebagai Ketua DPR RI dua tahun lalu, nama Marzuki Alie nyaris tak pernah lepas dari kontroversi. Publik misalnya mencatat kontroversi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News