Kalau ke Argentina, Mampirlah ke Kafe Lattente, Cari Zehan

Kalau ke Argentina, Mampirlah ke Kafe Lattente, Cari Zehan
Zehan Nurhadzar (tengah) dan dua barista yang bekerja di Lattente, Buenos Aires. Foto: Juneka/Jawa Pos

”Kopi Lattente punya Mbak Zehan memiliki banyak pilihan kopi terbaik saat ini,” kata Anton kepada saya di sela-sela meliput G20 Leader Summit yang berlangsung 30 November hingga 1 Desember lalu.

Semua bermula ketika Zehan liburan kuliah di kawasan Amerika Latin delapan tahun lalu. Di Argentina, mahasiswi Jurusan Periklanan Voronezh State University, Rusia itu ikut mengerjakan proyek perusahaan milik kakak Daniel Cifuentes.

Setahun pertama tinggal di Argentina, sebagai penggemar kopi sekaligus mendalami peracikannya selama di Rusia, Zehan kecewa. Sebab, dia tak menemukan racikan kopi yang dibuat dengan sungguh-sungguh. ”Kopinya enggak enak di Argentina. Ini jadi opportunity yang bagus,” katanya.

Zehan yakin Lattente jadi pelopor pertama specialty coffee shop di Argentina. Saat ini ada sekitar 50 kafe serupa. Dari sisi sejarah perkembangannya, dulu kopi hanya dinikmati begitu saja tanpa teknik yang memadai. Pada fase berikutnya, kopi hadir di waralaba global dengan penyeduhan yang hanya mengandalkan tampilan.

Namun, belakangan muncul specialty coffee shop yang begitu memperhatikan detail menghadirkan kopi. Pemilihan yang cermat, mulai panen biji kopi, pemanggangan, penggilingan, hingga perebusan serta penyajian. Teknik tinggi disertai peralatan canggih akhirnya bisa menghadirkan kopi bercita rasa tinggi.

”Tahun 1990 atau 2000-an itu muncul gelombang ketiga kopi. Orang-orang datang ke perkebunan. Mereka bisa mengakses mana kopi yang baik dan buruk,” ujar Zehan.

Selagi kami berbincang, sejumlah pembeli hilir mudik. Membeli untuk dibawa pulang. Tampak dua pasang muda-mudi sedang mengobrol di salah satu meja. Entah apa yang mereka bincangkan dalam bahasa Spanyol. Namun, mereka tertawa-tawa sambil sesekali memandangi cangkir kopi putih yang tinggal setengah isinya.

Interior Lattente tidak terlalu luas. Tapi, penataan di dalam membuat seolah berada di rumah sendiri. Dua barista perempuan melayani pelanggan dengan senyum ramah di belakang mesin peracik kopi itu. Menawarkan aneka racikan kopi. Mulai espresso, americano, macchiato, cappuccino, flat white, flat almendras, hingga latte. Saya memesan cappuccino.

Seusai kuliah di Rusia, Zehan memang dihadapkan pada pilihan kembali ke Jakarta atau tinggal di Argentina. Dia pun memilih Argentina karena tidak suka Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News