Kalau Menterinya Saja Pesimistis, Apalagi Petani Garam
Menurut Hendrik, isu impor garam karena standar produk garam oleh petani adalah persoalan yang serius bukan hanya menjadi wacana untuk melakukan setop impor, namun juga mencari solusi terbaik untuk kepentingan bangsa kedepan.
Dia menjelaskan bahwa PT. Garam yang selama ini adalah perusahaan BUMN yang membeli garam dari petani. Serapan PT.Garam masih minim, meski harga per ton sudah cukup baik (Rp 430.000/ton).
Keseriusan pemerintah melawan impor garam, akan diuji dengan praktek kongkrit. Kualitas produksi petani garam tidak akan bisa bersaing dengan kualitas pabrik besar garam yang ada di dalam negeri, jika tidak dibantu negara.
“Jadi, seharusnya sebagai seorang Menteri Perindustrian (Saleh Husin) bukan malah, pesimis dan berkelit pada persoalan yang sangat teknis,” katanya.
Hendrik berharap kepada pemerintah, untuk melakuan transformasi teknologi efisien terkait industri garam dengan kapasitas menengah dan meberikan suntikan dana baik dalam permodalan atau peningkatan daya beli pemerintah.
“Transformasi teknologi dan suntikan dana, bukan dalam rangka memanjakan petani garam kita. Justru disitulah negara hadir untuk mendidik petani garam menjadi lebih mandiri,” pungkasnya. (jpg)
JAKARTA - Ketua Bidang Perindustrian dan Perdagangan DPP Partai Perindo, Hendrik Kawilarang Luntungan mengkritik sikap Menteri Perindustrian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menko Airlangga Sebut Indonesia Negara ASEAN Pertama Jadi Anggota OECD
- Menko Airlangga Resmi Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD Indonesia
- Chandra Asri Group Berjaya di Global CSR & ESG Summit and Awards 2024
- DAIKIN Proshop Designer Awards Kembali Gelar Kompetisi Tahunan, Begini Penjelasannya
- Kunker ke NTB, Presiden Jokowi & Mentan Amran Bersepeda di Lombok
- Thailand Akan Gelar Pameran Dagang Produk Listrik dan Elektronik Terbesar, Simak Nih