Kalau Menterinya Saja Pesimistis, Apalagi Petani Garam

Menurut Hendrik, isu impor garam karena standar produk garam oleh petani adalah persoalan yang serius bukan hanya menjadi wacana untuk melakukan setop impor, namun juga mencari solusi terbaik untuk kepentingan bangsa kedepan.
Dia menjelaskan bahwa PT. Garam yang selama ini adalah perusahaan BUMN yang membeli garam dari petani. Serapan PT.Garam masih minim, meski harga per ton sudah cukup baik (Rp 430.000/ton).
Keseriusan pemerintah melawan impor garam, akan diuji dengan praktek kongkrit. Kualitas produksi petani garam tidak akan bisa bersaing dengan kualitas pabrik besar garam yang ada di dalam negeri, jika tidak dibantu negara.
“Jadi, seharusnya sebagai seorang Menteri Perindustrian (Saleh Husin) bukan malah, pesimis dan berkelit pada persoalan yang sangat teknis,” katanya.
Hendrik berharap kepada pemerintah, untuk melakuan transformasi teknologi efisien terkait industri garam dengan kapasitas menengah dan meberikan suntikan dana baik dalam permodalan atau peningkatan daya beli pemerintah.
“Transformasi teknologi dan suntikan dana, bukan dalam rangka memanjakan petani garam kita. Justru disitulah negara hadir untuk mendidik petani garam menjadi lebih mandiri,” pungkasnya. (jpg)
JAKARTA - Ketua Bidang Perindustrian dan Perdagangan DPP Partai Perindo, Hendrik Kawilarang Luntungan mengkritik sikap Menteri Perindustrian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dealer Gathering 2025 Jadi Ajang Strategi Penguatan Pasar Elektronik
- Persediaan Emas di Pegadaian Aman, Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi
- MPMX Fokus Pertahankan Stabilitas Bisnis di Tengah Gejolak Ekonomi
- Kuartal I 2025, Laba Bersih PTPN Group Meroket Jadi Sebegini
- Bank Mantap Gandeng MUF Hadirkan Program Fasilitas Pembiayaan DP 0%
- Yuk Cicil Emas di Pegadaian, Dapatkan Diskon Hingga Jutaan