Kali Pertama, Tim Koki Indonesia Lolos ke Final Olimpiade Memasak Kelas Dunia di Perancis
Sempat Bingung Menu Berbahan Domba Skotlandia
Senin, 14 Februari 2011 – 07:37 WIB
Guruh bertemu Risky sebulan sebelum babak penyisihan Asia berlangsung. Prosesnya singkat. Risky yang baru bergabung di Riva, ketahuan baru 21 tahun. Melihat itu, pelatih Guruh, chef Stefu buru-buru meminang Risky untuk ikut bergabung dalam tim. Tawaran itu membuat Risky terkejut. "Saya terima, itung-itung untuk menambah pengalaman," kata cowok kelahiran 17 Februari 1989 itu. Di tengah terbatasnya waktu, Guruh dan Risky cepat menjadi kompak. Selama kompetisi, Risky mengurus garnis atau hiasan makanan, sementara Guruh menyiapkan bahan utama. Meski hanya berlatih singkat, ternyata Risky andal juga. Penyuka olahraga itu menyabet gelar the Best Commis Bocuse d?Or Asia Selection.
Guruh memang menargetkan harus ke final saat babak penyisihan regional. Padahal, rival-rival di level Asia cukup berat. Terutama dari Korea, Singapura, Jepang, dan Malaysia. Tetapi, Guruh tetap optimistis bisa lolos. "Sempat tidak percaya karena kami bisa melampaui Korea dan Singapura dan mendapat tiket ke final," kata Guruh yang sehari-hari menjabat Demi Chef de Partie, Riva Restaurant the Park Lane Hotel tersebut.
Persiapan final, kata Guruh, tak kalah ribet. Apalagi, pihak penyelenggara menetapkan bahan-bahan yang tidak familier di Indonesia. Masing-masing peserta nanti diminta membuat dua menu. Menu pertama menggunakan bahan domba Skotlandia dengan spesifikasi bagian punggung (saddle), dan harus menyertakan jeroan berupa ginjal serta lidah, yang dilengkapi dengan roti manis.
Menu kedua menggunakan monkfish Skotlandia. Monkfish merupakan jenis ikan yang banyak ditemui di wilayah barat laut Atlantik. Ikan ini disebut monkfish atau biarawan (monk) karena badannya yang berwarna hitam layaknya jubah pendeta.
Untuk kali pertama Indonesia berhasil lolos memasuki babak final olimpiade memasak kelas dunia Bocuse d'Or World Culinary Competition di Lyon, Prancis.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor