Kaliandra setelah Tumpengan di Komisi VI

Kaliandra setelah Tumpengan di Komisi VI
Kaliandra setelah Tumpengan di Komisi VI

"Sayangnya, pelajaran-pelajaran itu baru saya peroleh ketika saya sudah tua. Ketika umur saya sudah 63 tahun," kata saya. "Beruntunglah bagi yang muda-muda, seperti para deputi saya dan ketua komisi VI ini," kata saya lagi. "Karir masih sangat panjang."

Suasana husnul khatimah juga terasa di kesan dan pesan dari beberapa anggota komisi VI. Mulai Bu Ida Ria, Kang Arif Minardi, Mas Aria Bima, Pak Marzuki Daud, dan lain-lain. Saya merasa cukup tersanjung.

Kepada yang terpilih lagi seperti Pak Airlangga, Pak Azam, dan Pak Afrizal, saya ucapkan selamat. Semoga hubungan dengan menteri BUMN yang akan datang bisa lebih produktif. Kepada yang tidak terpilih lagi, saya ucapkan semoga tetap bisa bertemu, misalnya di Surabaya, kampung saya.

Saya sendiri meskipun nanti pulang ke Surabaya tidak akan kembali memimpin Jawa Pos Group. Saya sudah tertinggal jauh. Sudah delapan tahun pensiun dari Jawa Pos. Jadi komisaris pun tidak. Hanya jadi pemegang saham. Selama saya tinggalkan, grup itu toh berkembang lebih pesat. Di tangan generasi baru, Jawa Pos lebih dinamis.

Dan lagi, bukankah sejak sembuh dari kanker hati delapan tahun lalu saya sudah bertekad untuk tidak mau lagi cari uang? Maka, saya pun tidak mungkin lagi kembali mengurus perusahaan. Pun setiap ada teman yang mengajak berbisnis, saya selalu menolak.

Kalau bulan depan saya tidak jadi menteri lagi, saya akan memfokuskan diri pada satu jenis kerja sosial yang belum ditangani siapa pun: melistriki daerah-daerah terpencil, pulau-pulau terpencil, dan pedalaman-pedalaman terpencil. Tentu dengan kriteria khusus: daerah itu kira-kira sepuluh tahun lagi pun belum akan mendapat listrik. Untuk daerah-daerah yang belum berlistrik tapi diperkirakan segera dapat listrik, tidak kami masuki.

Kegiatan sosial itu saya sebut sosiopreneur. Sosiopreneur Demi Indonesia (SDI): sebuah kegiatan sosial yang dikelola secara entrepreneur. Meski kegiatan sosial, harus berlaba. Hanya, labanya tidak boleh diambil. Harus untuk program serupa berikutnya. SDI tidak menangani, misalnya, membagi sembako atau menyelenggarakan khitanan masal. Sudah banyak lembaga sosial lain yang melakukan itu.

Persiapannya pun sudah matang. Sudah satu bulan ini SDI mendidik 30 anak muda untuk menjadi pimpinan di 30 pelosok yang belum berlistrik. Itulah 30 daerah yang kami pilih untuk tahap pertama. Mereka kami didik sampai bagaimana menanam bahan baku. Sistem listrik itu nanti memang biomass: menggunakan bahan bakar pohon kaliandra merah (Calliandra calothyrsus).

PUCUK tumpeng nasi kuning dipotong oleh Pak Airlangga Hartarto, ketua Komisi VI DPR. Saya, yang menerima potongan tumpeng, tidak mengira hari itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News