Kandungan Asam di Permukaan Kulit Menentukan Siapa yang Lebih Sering Digigit Nyamuk

Kandungan Asam di Permukaan Kulit Menentukan Siapa yang Lebih Sering Digigit Nyamuk
Kandungan asam di permukaan kulit manusia diduga menjadi salah satu sebab mengapa kita digigit nyamuk. (Oregon State University/flickr.com/CC-BY-SA-2.0)

Dr Rasic mengatakan apa yang menyebabkan nyamuk berperilaku tertentu sangatlah "kompleks" untuk diketahui.

"Nyamuk memiliki otak yang kecil namun mereka bisa memproses sinyal dari ratusan reseptor yang berbeda," katanya.

"Menggigit manusia dilakukan oleh nyamuk betina, mereka harus menggigit manusia untuk mendapatkan darah guna mengembangkan telur dalam rangka reproduksi, dan itu memang insting dasar mereka.'

Dr Webb juga mengatakan bahwa para peneliti Amerika Serikat tersebut hanya memfokuskan diri pada satu jenis nyamuk saja, nyamuk yang menyebabkan demam kuning atau demam berdarah, sementara "ada ribuan jenis nyamuk di planet kita ini."

"Bahkan kalau pun kita bisa menyelesaikan masalah satu jenis nyamuk, ini tidak berarti bahwa hubungan dan ketertarikan nyamuk menggigit orang tersebut berlaku bagi semua jenis nyamuk," katanya.

Nyamuk yang menyebabkan demam berdarah menjadi salah satu masalah besar di Australia beberapa tahun setelah berakhirnya Perang Dunia kedua pada tahun 1945. Namun, sekarang wabah demam berdarah kadang hanya terjadi di kawasan utara dan tengah di negara bagian Queensland.

Perubahan iklim akan meningkatkan gigitan nyamuk

Meski demam berdarah kini sudah tidak lagi menjadi masalah utama di Australia, Dr Webb mengatakan perubahan iklim mungkin akan meningkatkan banyak penyakit karena gigitan nyamuk di Australia.

Salah satu contohnya menurut Dr Webb adalah penyakit radang otak 'Japanese encephalitis'.

Para pakar akhirnya menemukan jawaban mengapa ada orang yang lebih sering digigit nyamuk

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News