Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air dan Sampel DNA Sudah Banyak Diterima Tim DVI, Kenapa Proses Identifikasi Lama?

Kantong Jenazah Korban Sriwijaya Air dan Sampel DNA Sudah Banyak Diterima Tim DVI, Kenapa Proses Identifikasi Lama?
Petugas SAR mengevakuasi kantong berisi jenazah dan serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Dermaga JICT 2, Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Per Rabu (13/1) pukul 09.00 WIB, Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah menerima 137 kantong jenazah dan 112 sampel DNA dari pihak keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Tim DVI juga sudah berhasil mengidentifikasi empat korban. Keempat diidentifikasi melalui pencocokan sidik jari.

Banyaknya sampel DNA dan kantong jenazah berisi body part korban yang diterima Tim DVI, kenapa hingga kini belum ada korban yang dapat teridentifikasi melalui pencocokan DNA?.

Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes Ratna Relawati menjelaskan bahwa proses identifikasi korban dengan DNA membutuhkan proses yang memakan waktu lebih panjang daripada pemeriksaan sidik jari.

"Proses identifkasi menggunakan DNA itu melalui suatu proses, jadi tidak seperti misalnya orang diambil untuk golongan darah atau untuk apakah dia punya kolesterol apa, tidak begitu masuk mesin itu langsung muncul (identitas), ini tidak," kata Ratna di RS Polri Kramat Jati, Rabu (13/1).

Ratna menjelaskan, saat menerima body part korban, Tim DVI harus terlebih dahulu mensterilkan body part tersebut. Kemudian, tim harus memilih bagian body part yang terdapat zat DNAnya.

"Setelah itu baru akan diekstraksi dan ada proses-proses selanjutnya," ujar Ratna.

Apabila sudah didapati profil DNA dari body part korban. Maka, langkah selanjutnya ialah mencocokan dengan sampel DNA dari pihak keluarga hingga hasilnya identik.

Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes Ratna Relawati menjelaskan alasan proses identifikasi DNa berjalan lama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News