Kapal Korut Bermuatan Senjata Mengarah ke Myanmar
Selasa, 23 Juni 2009 – 18:01 WIB
SEOUL - Seorang pejabat intelijen Korsel melaporkan, sebuah kapal berbendera Korut yang tengah dalam pengawasan ketat, diyakini sedang berlayar mengarah ke Myanmar dengan membawa muatan persenjataan ringan. Seperti dilaporkan AP dan dikutip Foxnews, kapal yang diawasi khususnya di perairan Asia itu, dengan demikian telah melanggar resolusi baru PBB berdasarkan muatannya itu. Radio YTN dari Korsel melaporkan, Selasa (23/6), bahwa kapal tersebut tengah berlayar di perairan sekitar 200 mil laut sebelah tenggara Shanghai. Dilaporkan pula, kapal itu bergerak dengan kecepatan sekitar 10 knot. Namun tidak disebutkan dari mana YTN mendapatkan informasi itu. Sementara dua hari sebelumnya, menggunakan sumber tak dikenal dari intelijen Korsel, YTN juga telah memberitakan kalau Kang Nam diyakini membawa sejumlah rudal dan komponen-komponennya.
Kendati begitu, sejumlah pengamat menganggap pencegatan terbuka di laut terhadap kapal itu, kecil kemungkinan bakal terjadi. Sementara sebagaimana diketahui, pihak Korut sendiri telah menyatakan sebelumnya bahwa tindakan ofensif apapun yang menghalang-halangi langkah mereka, akan dipandang sebagai "undangan perang".
Kang Nam - demikian nama kapal tersebut - sebelumnya sudah pernah dituduh melakukan operasi perdagangan ilegal. Kapal ini masuk dalam daftar teratas yang diberi sanksi oleh PBB, dalam rangka "menghukum" Korut atas aktivitas percobaan nuklirnya bulan lalu. Militer AS sendiri langsung memantau kapal itu sejak meninggalkan pelabuhan Korut pekan lalu, terkait dugaan muatan ilegalnya.
Baca Juga:
SEOUL - Seorang pejabat intelijen Korsel melaporkan, sebuah kapal berbendera Korut yang tengah dalam pengawasan ketat, diyakini sedang berlayar mengarah
BERITA TERKAIT
- Israel Siap Menyerbu Rafah, Gaza Bakal Makin Berdarah
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- Invasi Israel Mencapai Hari ke-200, Jumlah Korban Tewas Tembus 34 Ribu Jiwa
- 33 Ribu Pasukan NATO Siaga di Dekat Perbatasan Rusia
- WNI di Taiwan Diminta Waspadai Gempa Susulan
- Krisis Kemanusiaan di Ukraina Tak Kunjung Usai Akibat Invasi Rusia