Karena Din Minimi Anggap ZIKIR Itu Zalim

Karena Din Minimi Anggap ZIKIR Itu Zalim
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso (tengah) foto bareng anggota kelompok sipil bersenjata pimpinan Nurdin alias Din Minimi di Desa Ladang Baro, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Selasa (29/12). FOTO: IST for Rakyat Aceh/JPG

jpnn.com - BANDA ACEH – Perubahan sikap Din Minimi di ujung tahun tentunya diharapkan mengakhiri suhu panas di Aceh.

Dalam pernyataan tertulis beberapa waktu lalu, Din Minimi menyebut pihaknya sangat kecewa. Pasalnya, Pemerintahan Aceh di bawah kepimimpinan Gubernur Zaini Abdullah dan Wagub Muzakir Manaf (Zikir) telah lalai dan tidak mampu melaksanakan amanah nota kesepahaman (MoU) Helsinki, khususnya dalam memenuhi hak-hak para mantan kombatan GAM, bahkan korban konflik.

“Kami siap melawan Pemimpin Aceh dengan cara apapun termasuk menggunakan senjata. Karena mereka zalim dan tidak amanah,” sebut Din Minimi.

Menurut dia, perlawanan terhadap Pemerintah Aceh yang dilakukan pihaknya, semata-mata untuk memperjuangkan keadilan. Ia beralasan, perdamaian Aceh sudah berumur 10 tahun, namun keadilan dan kesejahteraan rakyat Aceh tidak juga terpenuhi. Hal itu, sebutnya, karena kesalahan pemimpin di Aceh.

Ia menambahkan, hingga saat ini masih banyak para mantan GAM yang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan. Selain itu, banyak di antara mereka juga belum mendapatkan rumah layak huni seperti yang dijanjikan pemerintah.

Namun, setelah setahun diburu aparat penegak hukum, kelompok sipil bersenjata Din Minimi, Selasa (28/12), akhirnya turun gunung dan kembali kepada keluarga.

Mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang beranggotakan 120 orang tersebut menyerahkan diri, dijemput Kepala Badan Intelijen Letjen TNI (Purn) Sutiyoso. (iza/mag-64)


BANDA ACEH – Perubahan sikap Din Minimi di ujung tahun tentunya diharapkan mengakhiri suhu panas di Aceh. Dalam pernyataan tertulis beberapa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News