Kasihan, Gara-gara Menelepon di Rel, Terancam Tak Ikut Lebaran

Kasihan, Gara-gara Menelepon di Rel, Terancam Tak Ikut Lebaran
Ilustrasi. Pixabay.com

jpnn.com - MOJOKERTO - Mohammad Idris, 17, warga Dusun/Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto tak bisa merayakan Idul Fitri seperti umat Islam lainnya. Dia menderita luka parah di kepala karena tertabrak kereta api (KA) Sancaka jurusan Jogjakarta-Surabaya Minggu malam (3/7) di underpass Benteng Pancasila. 

Korban yang saat itu nongkrong dan sibuk menerima telepon di atas rel tidak bisa menghindari kereta yang melaju.

Kejadian bermula ketika korban bersama dua rekannya berniat berbelanja baju baru di kawasan PKL Benteng Pancasila. Sambil menunggu rekannya memarkir motor, korban menghampiri rel dan duduk di atasnya sembari menerima telepon. 

Namun, saat sedang bertelepon ria, pada saat bersamaan, meluncur KA Sancaka dari barat. Kendati masinis sudah berulang-ulang mengklakson, korban tetap tak mendengar. Tubuh korban pun dihantam KA dan terpental ke bawah underpass.

Widodo, 15, salah seorang teman korban, saat dikonfirmasi menyatakan, korban sebenarnya telah berkali-kali diperingatkan. Bahkan, Widodo sempat berlari untuk menyelamatkan korban dengan menarik tubuhnya. 

Namun, kereta keburu melintas hingga membuat korban terpental. ''Setelah memarkir sepeda motor, saya menghampirinya. Sempat mau narik bajunya, tapi enggak nututi,'' ujarnya.

Melihat rekannya tergeletak tak berdaya, Widodo lantas menolong. Bersama seorang rekan lain, dia membawa korban ke UGD Rumah Sakit Islam Hasanah. ''Saya bonceng sepeda motor bertiga. Sebab, kondisinya sudah parah,'' ungkapnya.

Hingga berita ini diturunkan, korban masih ditangani intensif petugas rumah sakit. (far/abi/c5/ami)


MOJOKERTO - Mohammad Idris, 17, warga Dusun/Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto tak bisa merayakan Idul Fitri seperti umat Islam


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News