Kastorius Desak Pendukung Jokowi Hentikan Boikot Bukalapak

Kastorius Desak Pendukung Jokowi Hentikan Boikot Bukalapak
Kastorius Sinaga. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Serangan ke situs belanja online Bukalapak terus viral sehubungan dengan cuitan pendiri sekaligus CEO Bukalapak Achmad Zaky yang mengeluhkan minimnya dana R&D di sektor teknologi informasi Indonesia.

“Memang harus diakui, cuitan AZ tersebut sangat provokatif dan kurang pas di tahun politik Pilpres yang memanas seperti saat ini” ungkap Dr. Kastorius Sinaga, Ketua Divisi Hukum, Advokasi dan Migrant Care, Relawan Jokowi (ReJo) di Jakarta dalam rilisnya yang diterima wartawan, Jumat (15/2).

Menurut Kastorius, tidak relevan menuduh minimnya dana R&D bidang IT sebagai wujud inkonsistensi pemerintah RI menuju era Revolusi 4.0.

BACA JUGA: Bukalapak dan Bekraf Dorong UKM Melek Bisnis Online

“Penilaian Achmad Zaky di dalam cuitannya agak emosional tanpa mempertimbangkan konteks dan reaksi publik atas penilaian tergesa-gesa tersebut,” imbuh Kastorius yang juga dikenal sebagai Sosiolog UI itu.

Menurutnya, Presiden Jokowi dan kabinet pemerintahannya sangat berkomitmen dan gencar mendukung usaha rintisan berbasis online yang saat ini marak diminati kalangan pengusaha milenial seperti Achmad Zaki dengan patform e-commerce “Bukalapak”nya. Bahkan Revolusi Industri 4.0 yang didominasi industri teknologi informasi itu menjadi salah satu arah navigasi utama Penerintahan Jokowi saat ini dan ke depan.

“Saya melihat bahwa Sdr Achmad hanyalah salah kata mengungkapkan kekecewaannya di saat yang bersangkutan membaca perbandingan data dana R&D menyolok antara negara-negara termasuk Indonesia yang berasa di nomor buntut. Dia tidak melihat permasalahan ini secara konprehensif termasuk keterbatasan anggaran pemerintah berikut tingkat cakupan dan kemajuan sektor bisnis online di dalam sektor perekonomian Indonesia secara keseluruhan di saat ini,” tandas Kastorius

Karenanya, penilaian prematur Achmad Zaki di dalam cuitannya tersebut tak semestinya direaksi oleh masyarakat, khususnya pendukung Jokowi, sebagai sebuah pretensi politik Pilpres dari Achmad Zaky secara an sich sehingga platform e-commerce Bukalapak yang didirikannya itu ramai-ramai harus dibully dan bahkan harus “dimatikan”.

Menurut Kastorius, kematian Bukalapak akibat serangan politik dalam negeri yang trengginas bisa saja tidak menghasilkan apa-apa namun menjadi keberuntungan “lapak asing” untuk semakin agresif mendominasi pasar e-commerce dalam negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News