Kasus Corona di Indonesia Bertambah, Sejumlah Daerah Pilih 'Lockdown' Mandiri

Kasus Corona di Indonesia Bertambah, Sejumlah Daerah Pilih 'Lockdown' Mandiri
Kawasan Bromonilan, Purwomartani Kalasan Sleman di Yogyakarta melakukan 'lockdown' mandiri. (Twitter: @merapi_news)

Seperti yang dilansir oleh situs covid19goid, sampai Jumat (27/03) tercatat 1.046 kasus positif corona, 87 orang di antaranya meninggal dunia, dan 46 lainnya dinyatakan sembuh.

Angka ini naik dibandingkan sepekan sebelumnya (20/03) di mana kasus positif tercatat 369 orang, 32 di antaranya meninggal, dan 17 lainnya sembuh.

Dengan demikian dalam tujuh hari terakhir, terjadi penambahan 677 kasus baru, 55 kasus meninggal dunia, dan 29 kasus yang sembuh dari wabah pandemi global ini.

'Fatality rate', atau tingkat perbandingan rata-rata antara jumlah kasus positif dan jumlah pasien meninggal dunia, telah turun dari 8.7 persen pada Jumat pekan lalu ke 8.3 persen dalam sepekan.

Sebelumnya, Indonesia sempat mencatat angka 'fatality rate' tertinggi di dunia hingga di atas angka 9 persen, tetapi beberapa ahli menilai bahwa angka tersebut dikarenakan kurangnya tes yang bisa mendeteksi angka kasus positif corona.

Presiden jelaskan alasan tidak 'lockdown'

Menyikapi kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia terkait wabah virus corona, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas dengan 34 gubernur se-Indonesia, hari Selasa (24/03) lalu.

Dalam rapat yang dilakukan dengan metode 'video conference' dan disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi mengutarakan alasan mengapa Pemerintah Indonesia tidak memilih kebijakan 'lockdown'.

External Link: Rapat Terbatas Presiden Jokowi dengan sejumlah Gubernur

 

Dalam sepekan jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Sementara itu beberapa pemerintah daerah berinisiasi menutup akses masuk dan keluar wilayahnya alias lockdown

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News