Kasus Kepsek Nyetrum Empat Siswanya Dihentikan, Alasannya...

Kasus Kepsek Nyetrum Empat Siswanya Dihentikan, Alasannya...
Tjipto Yhuwono. Foto: Radar Malang/dok.JPNN.com

Dia menyatakan, berdasar hasil uji laboratorium kelistrikan, alat setrum yang digunakan Tjipto itu tidak fatal. ”Siswa kelas 6 kurang konsentrasi dalam pelajaran sehingga diopsikan terapi,” tandasnya.

Pakar Elektro Politeknik Negeri Malang Slamet Nurhadi ST MMT membeberkan, alat tersebut sudah dalam pengujian timnya.

Dua kali pengujian dilakukan dengan memakai tegangan sumber dan tanpa tegangan sumber. Dari hasil percobaan pertama tanpa tegangan sumber, arus listrtik tidak keluar atau tidak tembus ke dalam tubuh.

Kemudian, pada percobaan kedua, lempengan konduktor dibalik. Namun, Slamet tidak berani memaksakan hasil karena sudah yakin adanya tegangan sumber yang akan muncul.

”Ketika itu, voltasenya 220 volt. Percobaan kedua tidak saya lanjutkan karena menggunakan tegangan sumber,” ungkap dia.

Bahkan, dalam pengujiannya, Slamet berani menyatakan bahwa alat tersebut tidak layak digunakan karena banyaknya sambungan kabel yang tidak terisolasi.

”Alat tersebut tidak layak digunakan. Bahayanya ya karena banyak sambungan kabel yang tidak tertutup,” tambahnya.

Senada dengan Slamet, Agung Prasetyo Wibowo membeberkan, alat tersebut bertegangan rendah. Namun, sambungan kabel atau konduktor yang tidak tertutup bisa memberi efek setrum.

Polisi menghentikan pengusutan kasus Tjipto Yhuwono, kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Lowokwaru, yang diduga menyetrum empat siswanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News