Kasus Myanmar, Al Qaida Peringatkan Pembalasan

Kasus Myanmar, Al Qaida Peringatkan Pembalasan
Kasus Myanmar, Al Qaida Peringatkan Pembalasan

Baca Juga:

Kisah Pemerkosaan Berkelompok dan Pembunuhan Warga Rohingya

Hubungan ARSA dan kelompok jihad

Mantan duta besar Australia untuk Myanmar, Trevor Wilson, mengatakan bahwa ARSA menunjukkan banyak atribut kelompok teroris Islam di tempat lain.

"ARSA mengumumkan hubungan dengan ISIS, menggunakan propaganda anti-otoriter yang keras, dan menunjukkan kemauan untuk menggunakan senjata ke dalam apa yang sebelumnya 'perjuangan politik tak bersenjata'," tulisnya Wilson dalam publikasi online Asian Studies Association.

"Sifat oportunis profil mereka secara publik, dan pemanfaatan warga Rohingya biasa untuk menutupi ekstremisme mereka sendiri merupakan atribut bersama.

Wilson mengatakan pengaruh ARSA dalam ketidakstabilan di Myanmar telah menarik perhatian dari badan-badan intelijen. Dia secara khusus merujuk laporan di sebuah situs berita yang dikelola oleh wartawan Myanmar - Mizzima - yang mengatakan bahwa ISIS dan Pakistan berada di balik serangan Rohingya terhadap pasukan keamanan Myanmar.

Dikatakan, pemimpin Rohingya di balik serangan tersebut, Hafiz Tohar, telah berbicara panjang lebar dengan para ekstremis di Pakistan dan Irak dalam dua hari sebelum serangan terhadap pos keamanan Myanmar bulan lalu.

"Pejabat intelijen India dan Bangladesh mengatakan mereka telah menyadap tiga percakapan telepon berdurasi panjang antara Hafiz Tohar, yang menjadi kunci mengapa kelompok militan ini melancarkan serangan fajar melawan pasukan keamanan Myanmar," kata laporan tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News