Ke Mana Warga Muhammadiyah? Banyak Usaha, Tetapi Suara Terus Menurun

Ke Mana Warga Muhammadiyah? Banyak Usaha, Tetapi Suara Terus Menurun
Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan jumlah masyarakat yang merasa menjadi bagian dari warga Muhammadiyah mengalami penurunan. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN.com

Denny menyebutkan berbeda dengan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang lebih banyak lulusan SMP ke bawah, basis demografi Muhammadiyah lebih menyerap kalangan terpelajar.

"Sebanyak 30 persen warga Muhammadiyah adalah tamatan SMA," ujarnya.

Denny menambahkan dari sisi ekonomi, jika di NU kebanyakan warganya berpenghasilan Rp 2 juta ke bawah, 40 persen warga Muhammadiyah sudah berpenghasilan antara Rp2-4 juta.

"Segmen mayoritas pemilih di Muhammadiyah secara pendidikan dan ekonomi lebih tinggi dibandingkan mayoritas warga NU," kata Denny.

Sementara itu, dari sisi teritori, 77 persen warga NU menetap di Pulau Jawa, sedangkan warga Muhammadiyah yang menetap di Jawa hanya 60 persen.

Denny juga menjelaskan sebanyak 67,5 persen warga Muhammadiyah menyatakan agama dan politik tak bisa dipisahkan.

"Persentase ini lebih banyak dibandingkan warga NU yang sebanyak 50 persen," jelasnya.

Namun, 95 persen warga Muhammadiyah setuju Pancasila menjadi asas tunggal negara Indonesia.

Selama 18 tahun, warga yang merasa bagian dari Muhammadiyah menurun hampir separuhnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News