Kejari Geledah Kantor Dispora Gresik, ini yang Dicari

Kejari Geledah Kantor Dispora Gresik, ini yang Dicari
Tim Kejari saat memeriksa kantor Dispora Gresik. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, GRESIK - Satuan Tugas Pemberantasan Korupsi Kejari Gresik kemarin (6/9) menggeledah ruang kantor Dispora di kompleks Gelora Joko Samudro (G-Jos). Kepala Dispora Gresik Jaeruddin yang tidak berada di lokasi saat penggeledahan kaget bukan kepalang.

Kepala Seksi Pidana Khusus Andrie Dwi Subianto memimpin penggeledahan. Empat anggota Black Panther dari Polres Gresik mengawal penggeledahan tersebut. 

Polisi siaga. Tim jaksa masuk kantor dispora. Mereka meminta para pegawai dispora segera mengumpulkan ponsel. Tidak ada satu pun yang diizinkan membawa alat komunikasi. Semua harus dikumpulkan di meja tamu. Dibiarkan tergeletak. 

Setelah itu, jaksa menyisir satu per satu ruang kerja dispora. Mulai ruangan staf, Sekdin, hingga kepala dinas. Saat penggeledahan berlangsung, Kadispora Jaeruddin tidak tampak di kantor. "Sedang di Sidayu. Segera ke sini (kantor dispora, Red)," ujar Agus Setya. 

Penggeledahan berlangsung sekitar satu jam. Jaksa bongkar-bongkar berkas. Apa saja? Menurut Agus Setya, penggeledahan terkait tiga program. Yaitu, Gowes Pesona Nusantara, car free day, dan pembinaan paskibra. Semuanya berkas kegiatan tahun anggaran 2017. 

Pada pukul 10.30, tim jaksa keluar dari kantor dispora. Mereka terlihat hanya membawa berkas dokumen. Tidak tampak barang lain seperti komputer atau yang lain. Seluruh berkas sitaan dimasukkan ke tiga mobil. Ditumpuk-tumpuk. 

Pada pukul 10.45, Jaeruddin tiba di parkiran G-Jos. Turun dari mobil dinasnya, dia langsung menemui wartawan. "Tadi ada keperluan di Sidayu," ucapnya.

Dari reaksinya, mantan camat Kebomas itu belum paham benar apa yang sedang ditarget jaksa. Namun, Jaeruddin mengaku sangat menghormati upaya penggeledahan itu. Dia juga belum tahu pasti apa saja berkas yang dibawa tim jaksa. "Saya belum konfirmasi. Tetapi, disampaikan Pak Sekdin terkait tiga kegiatan itu," ucapnya di ruang tamu dispora. 

Dia juga diberi tahu soal permintaan jaksa. Kejari Gresik meminta dispora mengirim tiga orang. Untuk menyaksikan pemilahan berkas. Dua staf dan Sekdin Agus Setya lantas berangkat ke kejaksaan. "Kami ingin terbuka. Berkas yang tidak digunakan akan dikembalikan ke dispora," ujar Kajari Gresik Pandoe Pramoekartika. 

Pandoe menyatakan, tim pidsus sudah melakukan penyidikan sebelum penggeledahan tersebut. Hasilnya, ada dugaan penyalahgunaan wewenang. Ada pejabat dispora yang diduga memotong anggaran kegiatan. Yaitu, tiga kegiatan dengan nilai anggaran sekitar Rp 5 miliar. 

"Ini masih perkiraan. Jumlahnya berapa? Masih dalam pemeriksaan," ujarnya. Versi dispora, anggaran tiga kegiatan itu mencapai Rp 680 juta. Yaitu, anggaran Gowes Nusantara Rp 80 juta dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Car free day Rp 300 jutaan dari APBD Gresik. Pembinaan pasukan pengibar bendera (paskibra) Rp 300 jutaan dari APBD Gresik. Menurut estimasi jaksa, pemotongan sekitar Rp 200 juta. Apa lebih? "Kemungkinan lebih. Tetapi, kami dalami dulu perinciannya," tegas Pandoe. (son/c6/roz) 


Dari reaksinya, mantan camat Kebomas itu belum paham benar apa yang sedang ditarget jaksa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News